Selasa 05 Nov 2019 17:41 WIB

Gerakan Zakat Diperlukan untuk Hadapi Krisis Ekonomi

Indonesia diperkirakan akan mengalami pelambatan ekonomi di tahun depan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memberikan sambutan sekaligus membuka World Zakat Forum di Crowne Plaza Hotel, Kota Bandung, Selasa (5/11).
Foto: Abdan Syakura
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memberikan sambutan sekaligus membuka World Zakat Forum di Crowne Plaza Hotel, Kota Bandung, Selasa (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Jenderal World Zakat Forum (WZF), sekaligus Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Bambang Sudibyo, mengatakan gerakan zakat begitu diperlukan untuk menghadapi krisis ekonomi yang akan terjadi ke depan.

"Gerakan zakat sangat penting, ekonomi dunia akan mengalami krisis. Seperti Venezuela, Afrika Selatan, Turki, Argentina sudah mengalami krisis. Eropa, Amerika Serikat, terutama Jerman dan Inggris sudah mengalami pelambatan ekonomi," kata Bambang di Bandung, Selasa (5/11).

Baca Juga

Bambang memperkirakan Indonesia juga akan mengalami pelambatan ekonomi di tahun depan. Ia menyatakan pertumbuhan ekonomi akan berada di bawah lima persen.

"Kalau tahun depan katakan hanya 4,8 persen mungkin terjadi, maka gerakan zakat penting untuk menjadi jejaring pengaman sosial ketika alami kriris. Oleh karena itu gerakan zakat dunia sangat penting," ucap Bambang.

 

Ia mengatakan, saat terjadi bencana tsunami di Aceh, dan gempa di Yogyakarta, pertumbuhan zakat meningkat 100 persen. Banyak orang yang menjadi lebih dermawan saat terjadi bencana.

"Kalau terjadi krisis dengan pelambatan, dan krisis kemanusiaan, maka kedermawanan meningkat. Zakat bisa dikembangkan sebagai jejaring pengaman sosial saat terjadi krisis," kata dia.

Saat ini WZF ke delapan resmi dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, Maruf Amin di Bandung, Selasa (5/11), acara ini akan berlangsung hingga Kamis (7/11). Forum yang dihadiri oleh perwakilan 28 negara ini ingin terus mengoptimalkan peran zakat, melalui tema WZF "Optimizing Global Zakat Role through Digital Technology".

Konferensi internasional WZF 2019 merupakan kelanjutan dari konferensi tahun sebelumnya yang digelar di Melaka, Malaysia. Konferensi yang digelar pada Desember 2018 ini menghasilkan "11 Resolusi Melaka 2018", yang secara garis besar menyerukan penguatan kerja sama zakat global.

Sebelumnya itu serangkaian konferensi diselenggarakan di Bogor (2011), New York (2014), Banda Aceh (2015), Kuala Lumpur (2015), Jakarta (2017), dan Melaka (2018). Awalnya, pada tahap inisiasi forum ini hanya memiliki sembilan anggota, di antaranya dari Indonesia, Malaysia, Qatar, Kuwait, Turki, Inggris, Bahrain, Yordania, Sudan, dan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement