Senin 04 Nov 2019 21:42 WIB

Seyahatname, Sebuah Mahakarya Evliya Celebi

Seyahatme merupakan catatan perjalanan Evliya Celebi.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Evliya Celebi
Foto: frpnet.ne
Evliya Celebi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Evliya Celebi boleh jadi tak sekondang penjelajah-penjelajah lain, seperti Christophorus Colombus yang kisahnya mengarungi Samudra Atlantik dan menjelajah Amerika begitu masyhur. Meski begitu, bukan berarti Evliya tak memiliki pencapaian.

Catatan perjalanannya yang terangkum dalam buku berjudul Seyahatname atau Book of Travels layak dibaca dan menjadi sumber pengetahuan bagi generasi-generasi sesudahnya. Terdiri atas 10 volume, Seyahatname merupakan karya terbe sar pria bernama asli Mehmed Zilli ini.

Baca Juga

Buku ini menggambarkan secara detail beragam pengalaman Evliya selama bertualang mengelilingi dunia. Dalam tulisannya, petualang asal Istanbul ini banyak menuliskan tentang komunitas, gaya hidup, bahasa, maupun budaya masyarakat yang dia temui. Buku ini merupakan catatan komprehensif tentang kehidupan pada abad ke-17.

Selain menceritakan hubungan Kekhalifahan Turki Usmani dengan negara-negara lain, Seyahatname juga memuat pengetahuan tentang budaya, sejarah, geografi, cerita rakyat, bahasa, sosiologi, arsitektur, dan ekonomi, dengan penuturan yang detail, tapi sederhana, sehingga mudah dipahami orang awam.

Evliya tidak hanya menuliskan apa yang dia lihat dan dengar. Ia juga berupaya menggambarkan kemajuan umat manusia pada masa itu. Dia me nuliskan berbagai macam bangunan penting pada masa itu, seperti istana, kastil, benteng, maupun masjid. Biografi orang penting dan terkenal, karakter bangsa di setiap wilayah yang dikunjungi, dan kepercayaankepercayaan yang mereka anut, juga menjadi objek yang dimasukkan Evliya dalam bukunya.

Seyahatname volume I hingga VIII diterbitkan pada 1896-1928 dalam bahasa Arab. Sedangkan, volume IX dan X dipublikasikan pada 1935-1938 dalam bahasa Latin. Seyahatname juga dialihbahasakan ke bahasa Ing gris, Jerman, Prancis, Rusia, Hunga ria, Romania, Bulgaria, Serbia, Yunani, Armenia, dan bahasa-bahasa lainnya. Kabarnya, Evliya juga mem buat buku kedua yang berjudul Sakaname. Namun, hingga saat ini buku itu belum ditemukan keberadaannya.

Dalam Seyahatname, Evliya juga menggambarkan bahasa asli dari sejumlah wilayah yang dia kunjungi. Terdapat setidaknya 30 dialek bahasa Turki dan 30 katalog bahasa asing lainnya yang ditulisnya di Seyahatname. Dalam buku tersebut, dia juga mendeskripsikan tentang bahasa Kau kasia, Tsakonian, Kudish, dan Ubykh.

Orhan Pamuk, novelis Turki yang memenangkan penghargaan Nobel, mengaku terinspirasi cerita Evliya dalam Seyahatname, sehingga dia mampu menuliskan karya sejarah imajinernya berjudul The White Castle, yang bercerita tentang tawanan Italia di pengadilan Turki Utsmani.

Menurut Robert Dankoff, seorang profesor di Universitas Chicago yang mengabdikan hidupnya untuk mem pelajari karya Evliya, Seyahatname adalah catatan perjalanan terpanjang dan paling lengkap dalam literatur Islam, bahkan dunia. Dankoff telah membandingkan Seyahatname dengan sejumlah catatan perjalanan lainnya, yang kebanyakan tidak detail.

"Bagi Evliya, bepergian bukanlah pengalihan dari kejenuhan, melainkan lebih merupakan obsesi. Dia harus melihat semuanya, dan dia harus merekam semua yang dia lihat secara detail," tulis Dankoff seperti dilansir laman aramcoworld.com.

"Seyahatname juga diwarnai impian Evliya tentang perjalanan idealnya yang tak pernah bisa dia wujudkan hing ga meninggal.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement