REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian masih akan mendiskusikan rencana pelatihan para imam masjid dengan pihak terkait, terutama ormas Islam.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah Amin, mengatakan belum dapat merinci kapan pelatihan itu digelar. "(Pelatihan imam masjid) akan dibicarakan dengan ormas-ormas (Islam) pelaksanaannya," tutur dia singkat saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (31/10).
Muhammadiyah belum bisa mengungkapkan tujuan maupun latar belakang digelarnya pelatihan tersebut. Tujuan yang hendak disasar melalui pelatihan itu, kata dia, juga akan dibicarakan bersama pihak-pihak terkait.
Sementara itu, cendekiawan Muslim, KH Didin Hafidhuddin, menyambut rencana pelatihan dan penataran untuk para imam masjid itu. Namun dengan catatan, tujuannya untuk meningkatkan kualitas imam, dari sisi kualitas bacaan, pemahaman terhadap makna dan kandungan Alquran. Dengan begitu, akan menambah kekhusyuan shalat berjamaah.
"Para imam juga perlu ditingkatkan keterampilan komunikasinya dengan jamaah agar para jamaah juga semakin dekat dan akrab dengan masjid dan beragam kegiatannya," tutur dia.
Didin menambahkan, kemampuan manajerial para imam juga harus ditingkatkan agar di masjid tersebut ada transparansi terutama dalam pengelolaan keuangan. "Intinya penataran itu bagus asal dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan intelektual dan manajerial para imam," tuturnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar juga angkat bicara soal rencana pelatihan imam masjid. Ketua umum persaudaraan imam masjid Indonesia itu mengaku telah memiliki cetak biru program untuk imam masjid. "Saya selaku Ketum Persaudaraan Imam Masjid Indonesia juga sudah ada blue print program ke depan," ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
