Kamis 31 Oct 2019 15:45 WIB

ACT Berikan Bantuan Pangan di Daerah Konflik di Thailand

ACT membantu mendistribusikan bantuan paket pangan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
ACT Kirimkan bantuan paket pangan untuk korban konflik kemanusiaan. (ilsutrasi)
Foto: Dok ACT
ACT Kirimkan bantuan paket pangan untuk korban konflik kemanusiaan. (ilsutrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada pertengahan Oktober Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengunjungi sejumlah desa di wilayah Pattani, Narathiwat, dan Yala, Thailand untuk mendistribusikan bantuan paket pangan. Penduduk dengan mayoritas beragama Islam ini kerap mendapatkan tindakan represif dari aparat. 

"Dinamika konflik di selatan Thailand terus berjalan hingga hari ini. Tindakan represif dan nonlegal dari aparat kerap ditujukan kepada masyarakat Melayu muslim, baik di Pattani maupun di luar Pattani. Keluarga-keluarga penerima manfaat bantuan ini mereka yang prasejahtera, janda dan anak yatim," kata Salah seorang dari tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Sucita Ramadinda, melalui situs resminya, Kamis (31/10).

 

Wilayah di selatan Thailand dikenal dengan penduduknya yang mayoritas muslim, terutama wilayah Pattani, Narathiwat, dan Yala. Ketiga provinsi tersebut memiliki histori yang sama dan kini hampir 90 persen berpenduduk muslim.

 

Sucita melaporkan, bantuan ini diberikan kepada 25 kepala keluarga di Wilayah Pattani, Narathiwat, dan Yala pada 13, 21, 22, dan 23 Oktober. Program bantuan paket pangan ini juga didukung ikatan alumni SMP 49 dan SMA 62 (IKATS) Jakarta.

 

Selain paket pangan kali ini, bantuan juga pernah diberikan ACT saat Idulfitri lalu. Anak-anak yang menerima hadiah Idulfitri dari para dermawan ini berasal dari keluarga yatim dan merupakan korban musibah konflik di Pattani pada Mei lalu. Saat itu ada 150 anak yang menerima hadiah Idulfitri.

 

"Wilayah Thailand selatan ini memang rawan konflik internal sejak lama sehingga masyarakatnya banyak yang hidup di tengah kesulitan karena konflik. Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan kesulitan tersebut," ucap Sucita.

 

Provinsi Pattani, Narathiwat, dan Pala pada masa dahulu merupakan satu kesultanan. Wilayah tersebut termasuk kerajaan tertua di Semenanjung Malaya bernama Langkasuna, yang berdiri sekitar abad ke-2. Langkasuna menjadi wilayah otonom pada abad ke-15, dan menjadi kerajaan Islam bernama Kesultanan Pattani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement