Rabu 30 Oct 2019 21:31 WIB

Syahid Kamal, Mualaf yang Sukses Kembangkan Gim VR Muslim

Gim VR Muslim berbasis kehidupan Muslim sehari-hari.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Syahid Kamal Ahmad
Syahid Kamal Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Shahid Kamal Ahmad seorang Muslim dan sekaligus CEO Ultimatum Games berhasil mengembangkan sebuah gim virtual reality berkaitan dengan kehidupan atau keseharian Muslim di berbagai belahan dunia. 

Gim yang dibuatnya itu juga sebagai sarananya melawan rasisme dan kekerasan yang belakangan muncul hingga dunia gim.  

Baca Juga

Dilansir HuffPost pada Rabu (30/1), Shahid Kamal Ahmad yang lima belas tahun lalu memutuskan memeluk Islam menceritakan semuanya termasuk yang mendorongnya hingga bisa mengembangkan gim VR. 

Berawal setelah Shahid memeluk Islam, dia melihat representasi Muslim di media baik dalam acara-acara di televisi maupun film-film sangat minim sekali.  

Terlebih dengan pengaruh stereotip negatif tentang Muslim, di mana laki-lakinya kerap digambarkan sebagai keras dan perempuannya digambarkan tertindas. 

Di lain sisi, dunia gim yang tengah digandrungi setiap orang saat ini justru lebih menyeramkan. Shahid mengungkapkan siapapun yang terang-terangan mengungkapkan dirinya muslim akan di keluarkan atau terasing dari ruang budaya para games, sebab agama tak dianggap. 

Bahkan yang lebih parah, dunia gim kini dipenuhi jenis gim dengan kekerasan dan ungkapan-ungkapan kasar dan penghinaan dari sesama pemainnya.  

“Kata-kata singgungan yang saya terima secara pribadi saat bermain melawan orang lain secara online menjadi sangat buruk, sampai saya berhenti bermain sama sekali,” kata Shahid. 

Hingga ketika tahun lalu Islami Relief UK berupaya menjalin kerjasama dengan Ultimatum Games untuk mengembangkan sebuah video gim terbaru, Shahid pun merasa tergugah untuk terlibat memberikan suara muslim dalam gagasan pembuatan paltform video gim positif.  

“Bersama-sama kita telah membuat sebuah permainan virtual reality yang mengajarkan pemainnya tentang bagaimana bantuan bekerja dengan menyenangkan, menarik, mudah diakses dan menggunakan karakter Muslim dengan berbagai warna kulit dan pakaian, jilbab hingga peci,” katanya.  

Dalam gim itu, pemainnya diundang untuk membangun proyek seperti rumah, sumur, dan sekolah yang didasarkan seperti proyek dalam dunia nyata di lebih dari dari 40 negara di seluruh dunia mulai dari Pakistan hingga Somalia. 

Pada gim itu terdapat DeedCoins yang bisa diakumulasikan untuk digunakan membangun proyek pada fase pertama. Lebih dari itu, DeedCoins juga punya makna perbuatan baik yang dilakukan setiap muslim sebagai cerminan dari keimanan.  

“Saat kami meluncurkan gun VR ini di Museum Nasional Video gim di Sheffield sungguh mengharukan ketika melihat seorang mahasiswa Muslim mengenali dirinya di layar. Saya sangat tersentuh ketika saya mendengar seorang anak, Ibrahim mengatakan 'itu nama saya dan dia (karakter gim) terlihat seperti saya, sementara seorang gadis remaja bersemangat melihat karakter wanita mengenakan jilbab membangun sebuah bendungan di Mali,” katanya. Andrian Saputra

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement