REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND – Wali murid siswa Muslim berusia 10 tahun mengajukan gugatan pada Pengadilan Federal atas pelanggaran hak-hak sipil anak itu yang dilakukan seorang guru di Ohio bulan lalu.
Wali murid mengatakan anaknya ditanyai seorang guru di Ohio tentang patriotisme dan agamanya.
Selain itu anaknya pun diminta membuka pakaian untuk memastikan sang anak tak pernah mendapatkan pelecehan secara fisik di rumah.
Gugatan itu dilayangkan pada pekan lalu. Dalam gugatan itu disebutkan terdakwa yakni sekolah lokal di Distrik Lakeview, seorang guru, dan perawat sekolah.
Distrik Lakeview berbasis di Cortland sekitar 65 mil atau 105 kilometer di tenggara Cleveland. Anak itu saat ini berusia 11 tahun, dan hanya menggunakan inisial dalam gugatan itu.
Sementara itu pimpinan Sekolah Lakeview, Velina Taylor mengatakan bahwa pengacara tak mengizinkannya memberikan komentar apapun.
Seperti dilansir Daily Mail pada Rabu (30/10) dalam gugatan itu dijelaskan siswa Muslim itu berada di kelas matematika saat guru siswa berulang kali menanyakan mengapa dia bersedih.
Anak itu pun menjawab bawah kondisinya baik-baik saja. Guru itu pun menyuruhnya keluar kelas meski ada protes. Saat itu pula disebutkan dalam gugatan, guru siswa itu mulai bertanya pada anak lelaki itu tentang agamanya.
Apakah dia percaya Tuhan? Apa dia mencintai Amerika?, dan apakah ada kerabatnya yang meninggal? Dalam gugatan itu menggambarkan anak laki-laki itu berkulit dan berambut gelap. Disebutkan anak itu masih keturunan Palestina.
Pada hari itu, guru kelas dan guru siswa menemukan anak itu berada di lorong saat makan siang. Anak itu pun diantar ke ruangan di mana seorang perawat sekolah menunggunya.
Gugatan itu menyebutkan bahwa anak itu menangis dan memanggil orang tuanya. Dalam gugatan itu disebutkan, sang anak ditanyai tentang pelecehan fisik di rumahnya, dan memerintahkan anak itu untuk menurunkan celananya dan mengangkat bahunya untuk diperiksa.
Gugatan itu mengatakan anak itu dipaksa berkata bahwa ibunya menghukumnya dengan ikat pinggang. “Itu yang ingin didengar para guru. Ini anak usia 10 tahun yang ditekan guru untuk membuat pertanyaan tertentu yang dia tahu tidak benar. Jika bukan karena etnis atau agama itu tak akan pernah sampai ke tingkat seperti itu,” kata pengacara keluarga anak itu, Matthew Abens.
Abens mengatakan, agen layanan anak-anak daerah telah menyelidiki kasus itu namun setelah dihubungi pejabat sekolah kasus itu ditutup sebulan kemudian tanpa ada penemuan pelecehan.
Abens mengatakan anak itu trauma dengan apa yang dialaminya, dia tak menikmati lagi sekolah sebagaimana biasanya dan harus menjalani konseling kesehatan mental.