REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan GIB kembali melaksanakan program Beras untuk Santri Indonesia (Berisi). Kali ini, satu ton beras didistribusikan ke dua pondok pesantren atau panti asuhan di pelosok Kabupaten Kulonprogo.
Ada Panti Asuhan Ashshidiqiyah di Desa Hargowilis dan Ponpes Nurul Quran di Desa Hargorejo. Kedua tempat yang sama-sama ada di Kecamatan Kokap itu memang tidak banyak mendapatkan perhatian.
Panti Ashshidiqiyyahdipimpin Ustaz Tulus dan memiliki 45 santri yatim piatu dan dhuafa. Panti yang ada di tepi Waduk Sermo dan menempati bangunan bekas sekolah itu menggratis biaya untuk seluruh santri.
Sedangkan, Ponpes Nurul Quran yang diasuh Kiai Nur Wahid memiliki 180 santri, kebanyakan anak-anak yang ditinggal orang tuanya. Sebagian orang tua meninggalkan mereka karena bekerja jadi TKW di luar negeri.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan GIB kembali melaksanakan program Beras untuk Santri Indonesia (Berisi).
Walau pondok telah mengenakan iuran Rp 125 ribu per bulan tiap anak, kebutuhan sehari-hari anak-anak dirasa masih kurang. Karenanya, Nur Wahid mengaku bersyukur mendapatkan bantuan beras dari ACT dan GIB.
Meski begitu, ia mengungkapkan, saat ini mereka masih memiliki permasalahan air bersih. Sebab, air yang dipakai untuk minum dan cuci merupakan air sungai yang memang tidak cukup layak dikonsumsi.
"Minimal untuk kebutuhan beras kami sudah tidak perlu berpikir lagi, sehingga lauk dan sayur bisa lebih ditingkatkan kualitasnya," kata Nur, Rabu (30/10).
Koordinator Program ACT DIY, Kharis Pradana menekankan, program Beras untuk Santri Indonesia akan terus dilanjutkan. Ini berjalan beriring dengan program pembangunan Sumur Wakaf untuk kebutuhan air bersih.
Ia bersyukur, distribusi satu ton beras telah terlaksana. Kharis meminta dukungan agar ACT dapat terus melaksanakan program Sumur Wakaf untuk Ponpes Nurul Quran.
"Untuk memenuhi kebutuhan air besih di Ponpes Nurul Quran," ujar Kharis.
Gerakan Beras untuk Santri Indonesia sendiri merupakan program yang digagas ACT yang diimplementasikan bersama GIB. Tujuannya, tidak lain memakmurkan esantren-pesantren di Tanah Air.
Sasarannya merupakan pesantren-pesantren yang ada di pedalaman yang memiliki keterbatasan infrastruktur atau kebutuhan pangan. Untuk DIY, sudah dilaksanakan sejak pekan lalu.
Dari target total 10 ton, saat ini ACT DIY sudah mendistribusikan tiga ton beras. Secara nasional, akan disuplai kebutuhan beras untuk santri-santri sebanyak 210 ton tiap bulan di 21 provinsi.
"ACT juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam gerakan ini melalui bit.ly/DermawanBerbagi," kata Kharis, menutup.