Senin 28 Oct 2019 19:19 WIB

Mengenal Tata Kelola Air Kesultanan Banten

Tata kelola air pada masa kesultanan Banten sudah sangat maju.

Rep: Alkhaedi Kurniala,/ Red: Agung Sasongko
Kesultanan Banten
Foto: http://humaspdg.files.wordpress.com
Kesultanan Banten

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Peneliti Sejarah Kesultanan Banten, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH), Mufti Ali menyebut bahwa tata kelola air pada masa kesultanan Banten sudah sangat maju. Hal ini dapat dilihat dari dokumen sejarah yang menyebut bahwa pada masa itu sangat minim keluhan terkait ketersediaan air bersih untuk masyarakat.

"Dari dokumen-dokumen sejarah, tidak ada masyarakat Banten yang mengeluh kesulitan air bersih di masa Sultan Ageng Tirtayasa, justru para pedagang VOC yang selalu membawa tempat air untuk kebutuhan minum mereka. Pengelolaan air itu memang proyek strategis Kesultanan dan monumental. Terlebih di masa Sultan Ageng Tirtayasa. Kalau dibanding sekarang justru ada kemunduran memang," jelas Mufti Ali, Senin (28/10)

Dirinya memberikan contoh inovasi pembuatan kanal air sepanjang 44,5 kilometer yang gencar dibangun pada masa Sultan Ageng Tirtayasa kala itu. Kanal air ini merupakan saluran air yang berfungsi tidak hanya untuk pasokan air bagi warga sehari-hari, bahkan juga untuk fasilitas pertahanan. Kanal juga berfungsi untuk mengaliri lahan-lahan tidak produktif sehingga bisa dipakai untuk cocok tanam.

Teknologi pengolahan air juga telah diterapkan pada masa kesultanan Banten. Danau Tasikardi seluas 6,5 hektare dibuat untuk memasok air bersih ke keraton yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer. Sistem pengindelan yang dibuat dengan tiga kali penyaringan air yaitu Pengindelan abang, putih dan emas dirancang untuk penyaringan air keraton.

Pada wilayah dengan daerah dataran tinggi seperti di Balaraja dan Tanara, Suktan Ageng Tirtayasa bahkan membuatkan kincir air untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang ada di sana.

Kegemilangan Banten khususnya  dalam tata kelola air disebut Mufti Ali merupakan buah dari kemampuan memimpin Sultan Banten. Kemampuan membangun Kanal hingga saluran irigasi inilah yang konon membuat sultan dengan gelar asli Abul Fath Abdul Fattah berjuluk 'Tirtayasa' yang bila diartikan adalah orang yang dapat merencanakan, menbangun irigasi untuk kepentingan pertanian hingga pertahanan.

"Karena memang zaman itu Banten punya kualitas leadership yang punya visi luar biasa . Dia punya modal punya dana. Dengan dana Sultan merekrut orang terbaik dalam berbagai bidang, termasuk dalam tata kelola air, lahan, ruang, hingga politik pangan. Jadi dengan kejayaan yang terjadi, dan surplus dari perdagangan membuat proyek strategis jangka panjang seperti kanal ini bisa dilakukan,"jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement