REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan prioritasnya usai menjadi wakil presiden. Ma'ruf menegaskan, selain melanjutkan program-program yang telah dikerjakan Wakil Presiden sebelumnya Jusuf Kalla (JK), Ma'ruf juga ingin mengembangkan ekonomi kreatif dan ekonomi syariah di Indonesia.
Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi negara produsen produk-produk halal. Menurut Ma'ruf, Indonesia selama ini, hanya menjadi pemberi sertifikat halal dan konsumen halal semata.
"Jadi jangan sampai Indonesia ini hanya menjadi tukang memberi sertifikat halal dan juga jangan menjadi konsumen halal tapi bagaimana menjadi produsen halal," ujar Ma'ruf saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (24/10).
Karena itu, Ma'ruf mendorong peningkatakan pengembangan industri halal di Indonesia. Ia menilai, potensi pengembangan industri halal di Indonesia masih sangat terbuka.
Salah satunya, kata Ma'ruf dengan mengurangi kecenderungan impor dari luar negeri. Ia menilai, sudah saatnya, Indonesia menjadi negara yang mengekspor produk-produk halal.
"Ini yang kita ingin mengubah, bahwa kita menjadi produsen halal jangan jadi konsumen halal. Nah orang lain ya yang justru jadi produsen halal, impor terus banyak, kita balik ya, kita ingin menjadi pengekspor produk-produk halal ke berbagai negara. Ini yang ingin kita dorong," ujar Ma'ruf.
Sementara, program-program lanjutan dari Wapres JK yang ia akan kerjakan antara lain program penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pencegahan anak kerdil (stunting) dan juga rekontruksi pasca bencana Lombok dan Sulawesi Tengah. Selain itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonaktif itu juga ingin memperkuat kerukunan yang ada di Indonesia.
"Saya juga ingin melakukan upaya-upaya penangkalan terhadap radikalisme, intoleran dan terorisme," ujar Ma'ruf.