Selasa 22 Oct 2019 21:39 WIB

Rayakan Hari Santri, ACT Siap Kirim 100 Ton Beras

Satu butir beras akan menjadi energi bagi para santri.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Santriwati (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Santriwati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) merayakan Hari Santri dengan mengadakan program Beras untun Santri (Berisi). Melalui program ini, ACT rencanakan pendistribusian 100 ton beras untuk 100 pesantren di 12 provinsi.

Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menyampaikan, ACT berikhtiar menunjang kebutuhan pangan para santri, dan program ini merupakan bentuk kepedulian ACT dan para dermawan, terhadap kehidupan para santri yang memiliki peran banyak bagi agama dan bangsa.

Baca Juga

"Kami merasa harus berbuat sesuatu terkait santri. Di hari Santri Nasional 22 Oktober ini, kita merefleksi dunia santri yang identik dengan Indonesia," kata Ahyudin melalui keterangan yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/10).

Berdasarkan pengalamannya, Ahyudin mengaku kerap menemukan kehidupan para santri yang memprihatinkan. Mulai dari kesulitan ekonomi, hingga keterbatasan pondok pesantren, baik dari sistem pengajaran hingga ketersediaan sarana prasarana.

“Masih banyak santri di pesantren yang hanya makan sekali dalam sehari. Belum lagi, pesantren menjadi lembaga yang dianggap memiliki andil menampung anak-anak yatim dan kurang mampu,” katanya.

"Di Hari Santri yang luar biasa ini, mari kita serius memahami dunia santri dan merancang peran supaya dunia santri ini menjadi bagian dari kehidupan kita," tambah Ahyudin.

Melalui program ini, ia berharap dapat mengangkat citra pesantren. Dia juga berharap program Beras untuk Santri (Berisi) ini dapat menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk mengambil peran memajukan dunia santri Indonesia.

Hal serupa juga disampaikan Presiden ACT, Ibnu Khajar. Ibnu mengatakan, banyak pahlawan nasional yang berasal dari kalangan santri. Sebab itu, ACT ingin memperingati Hari Santri Nasional dengan momentum kemanusiaan.

“Kita memperingati Hari Santri Nasional bukan sekadar memperingati sebuah kejadian saja, tetapi kita ingin mendapatkan suatu inspirasi besar dari sebuah entitas penting bangsa ini, yakni santri dan pesantren," ungkap Ibnu.

Ibnu mengatakan, 70 persen pesantren tradisional masih dalam keadaan memprihatinkan. Keadaan itu, kata dia, seharusnya menjadi perhatian masyarakat, mengingat santri memiliki peran menjaga kedaulatan bangsa, sebagaimana yang menjadi latar belakang penetapan Hari Santri Nasional.

"Tidak mengurangi hormat kami kepada para kyai dan guru-guru di pesantren yang membimbing dan mendidik santri. Sebagai saudara, kami ingin turut membantu," ujar Ibnu.

Di sisi lain, Direktur Program ACT Wahyu Novyan mengatakan, pendistribusian beras untuk santri akan dilakukan mulai Rabu (23/10) besok. Wilayah pertama yang menjadi target pendistribusian beras adalah sejumlah pesantren prasejahtera di Jawa Barat.

"Pekan ini kami siapkan 100 ton beras untuk 100 pesantren. Kita sudah mendata ada 10 sampai 12 provinsi. Basis relawan kami sudah siap menyapa pesantren-pesantren yang ada di daerah terdekat," ungkap Wahyu.

ACT, kata dia, telah mendata sejumlah pesantren di Banten, Jabar, DKI, Jateng, Jogja, Jatim, Aceh, Jambi, Sumsel, dan Kalbar. Sejumlah pesantren lain yang dituju berada di Sumatra dan Kalimantan, dimana kebanyakan terdampak asap pekat karhutla.

Dukungan juga disampaikan Ustaz Fadlan Rabbany Garamatan. Ustaz kelahiran Papua yang turut hadir dalam peluncuran program BERISI itu mengatakan, dukungan dermawan untuk membantu ketahanan pangan para santri akan menjadi amal yang tidak ternilai harganya.

"Satu butir beras akan menjadi energi bagi para santri," katanya.

Ketua Dewan Pembina Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin menegaskan, program BERISI ini merupakan wujud dukungan kami bagi para santri atas perannya menjaga kerukunan bangsa.

Ahyudin menjelaskan, beras yang didistribusikan ACT melalui program Berisi ini, berasal dari lumbung pangan yang dikelola ACT. Adapun total beras yang disalurkan sekitar 100 ton yang memakan biaya sekitar Rp. 1.5 miliar.

"Insya Allah kita sudah menyiapkan dana untuk 100 ton pertama," ujarnya.

100 ton beras tersebut, menurut dia, dapat membantu sekitar 14.200 santri yang masing-masing membutuhkan tujuh kilogram beras. Ahyudin berharap, ACT dapat membantu lebih banyak pesantren di tahun berikutnya.

“Target kami lima tahun ke depan, bisa membantu hingga 500 ribu pesantren,” harap Ahyudin.

Dia juga berharap, program Berisi ini dapat menginspirasi masyarakat dan lembaga kemanusiaan lain, untuk lebih peduli dengan nasib santri. Sehingga visi negara untuk mencerahkan masa depan santri dapat lebih mudah terwujud, lanjut Ahyudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement