REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Makanan siap santap dari Dapur Umum Indonesia Aksi Cepat Tanggap (ACT) menjadi makan siang para siswa di Palestina. Pembagian makanan siap santap pada awal Oktober ini berlangsung di dua tempat, yaitu sekolah Sobhi Abu Karsh dan Sekolah Moeen Bsaiso. Kehadiran Dapur Umum Indonesia ini menjadi ikhtiar dalam mendukung asupan gizi anak-anak di Gaza.
Tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Andi Noor Faradiba menyatakan, menurut informasi dari Kementerian Pendidikan Palestina di Gaza, banyak keluhan yang disampaikan guru dan siswa tentang penurunan daya berpikir anak-anak di sekolah. "Hal ini karena anak-anak di Gaza hampir tidak pernah, bahkan sama sekali tidak pernah sarapan pagi sebelum memulai sekolah," ungkap Faradiba, Jumat (18/10), dikutip dari laman resmi ACT, Ahad (20/10).
Selain tidak sarapan, anak-anak juga tidak membawa bekal makan siang ke sekolah. Padahal, waktu belajar sekolah-sekolah di Gaza berlangsung sejak pukul 08.00 pagi sampai pukul 15.00 WIB.
"Laporan lainnya juga menyebutkan, tidak sedikit anak-anak usia sekolah di Gaza mengalami kondisi kurang gizi dan masalah pertumbuhan yang terhambat. Tentu Program Pangan untuk Palestina ini, akan sangat membantu anak-anak Palestina di Gaza menjadi generasi penerus perjuangan bagi kemerdekaan Palestina yang hakiki," ucap Faradiba.
ACT pun terus melakukan sejumlah program tunjangan pangan bagi masyarakat Palestina. Selain Dapur Umum Indonesia, pemberian paket pangan juga dilakukan melalui program Indonesia Humanitarian Center (IHC).
"Yakni pemberian bantuan peket pangan yang berisi bahan pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga Palestina selama satu bulan," kata
Faradiba.
Selain pangan, memasuki musim dingin, ACT juga bersiap mengirimkan bantuan perlengkapan musim dingin bagi keluarga-keluarga Palestina.