REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jejak rekam perjalanan petualangan Atlantik dikisahkan oleh Ibnu Fadlullah al-Umari (wafat 1348). Pembuat ensiklopedia Masalik Al-Absar ini menerangkan secara perinci tentang suku yang tinggal di pulau-pulau gugusan Atlantik. Menurutnya, di Mali Utara, yang dianggap sebagai salah satu rangkaian yang ada di Atlantik, tinggallah bangsa berkulit putih. Suku ini disebut Antasar, Yantar'aras, Meddusa, dan Lemtuna.
Al-Umari sempat bertanya kepada sang pemimpin tentang pola kepemimpinan suku tersebut dan dijawab tampuk kepemimpinan ditentukan secara turun-temurun. Saat al-Umari menceritakan perjalanannya, banyak orang terkagum-kagum karena mengetahui medan berat yang yang harus ditempuh. Ia harus menghadapi terjangan ombak yang menenggelamkan rombongan kapal di depannya.
Tapi, sang pemimpin tak percaya. Saking penasarannya, dia mengutus al-Umari berlayar dengan 200 buah kapal yang dipenuhi awak. Di dalam kapal tersebut dipenuhi pundi-pundi emas, air, dan keperluan lain yang cukup sebagai bekal beberapa tahun. Dia berpesan kepada sang perwira agar tak kembali jika belum melampaui berbagai tantangan. Namun, hanya satu kapal yang berhasil kembali.
Menurut Foundation for Science, Technology, and Civilisation dalam tulisannya, Echos of What Lies Behind the 'Ocean of Fogs' in Muslim Historical Narratives, mengungkapkan, fakta lain telah bermunculannya pelaut Muslim berasal dari catatan Columbus. Dia mengatakan bahwa ayahnya belajar ilmu pelayaran di Genoa dari seorang pelaut Muslim.
Sang pelayar itu bersauh menuju India dengan melewati jalur timur dan melewati kepulauan di barat Eropa. Para ahli pun menemukan bukti penguat lainnya, yakni bahasa suku Indian yang berkulit merah mirip dengan akar bahasa Arab.