Senin 14 Oct 2019 18:28 WIB

Warung Santri, Cara Al Quraniyyah Majalengka Ajarkan Mandiri

Pesantren Al Qura'aniyyah mengajarkan wirausaha sedari dini.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Lingkungan Pondok Pesantren Al Qur'aniyyah Majalengka di Jalan Olahraga, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Lingkungan Pondok Pesantren Al Qur'aniyyah Majalengka di Jalan Olahraga, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA –Pondok Pesantren Al Qur'aniyyah Majalengka tak hanya mendidik santri-santrinya agar mampu menghafal, membaca dan memahami Alquran. Pesantren yang didirikan Ustaz Yuyud Aspiyudin itu juga mengajarkan santrinya dapat mandiri dan belajar berwirausaha sedari dini.  

Karenanya Pesantren yang berada di Jalan Olahraga, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka ini mempunyai warung santri. 

Baca Juga

Warung santri ini diperuntukan untuk mengembangkan bakat berwirausaha santri. Warung santri Ponpes Al Qur'aniyyah murni dikelola santri. Khususnya santri-santri yang sudah beberapa tahun mengaji di pesantren. Saban harinya, beberapa santri akan bergantian berjualan di warung santri.  

Selain itu, santri pun secara langsung memanajemen warung santri dari mulai membeli kebutuhan-kebutuhan untuk dijual di warung hingga mengatur laba yang separuhnya diperuntukan bagi kebutuhan santri dan pembangunan pesantren.  

“Di warung santri ini kita ajarkan santri bagaimana mengelola, berwirausaha. Semua di kelola santri, kita plot beberapa santri agar nanti dia keluar dari pesantren punya keahlian. Bagaimana membeli kebutuhan warung, nanti gantian yang lebih senior nanti yang manajnya,” kata Ustaz Yuyud saat berbincang dengan Republika,co.id pada Senin (14/10). 

Meski begitu, santri tetap tak melupakan kewajibannya menuntut ilmu. Kegiatan santri di ponpes Al Qur'aniyyah sudah dimulai dari pukul 03.00 dini hari. Di sini, santri wajib melaksanakan qiyamullail serta dilanjutkan dengan mengulang-ulang hafalan Alquran. Tak cuma menghafal, menurut Yuyud yang terpenting di Pesantren Al Qur'aniyyah yakni santri mampu membaca Alquran sesuai kaidah dan hukumnya.   

“Metodenya kita pakai talaqqi dan Santri sorogan disamping itu kita ajarkan juga tilawahnya dan tafsirnya. Tapi di sini juga tetap santri mengaji kitab,” katanya.  

Pesantren pun mematok target santrinya minimal bisa menghafal lima juz Alquran, kendati menurut Yuyud yang terpenting santri mampu fasih dalam membaca Alquran. 

Di samping itu, bagi santri yang sudah tiga tahun mondok, harus sudah bisa menjadi imam shalat. Karenanya pesantren pun melakukan bimbingan bagi santri yang sudah tiga tahun mengaji agar bisa menjadi imam shalat dengan bacaan Alquran yang fasih dan sesuai hukumnya. 

“Jadi kalau keluar dari pesantren, mengimami sudah baguslah. Kita coba praktik di sini, kalau untuk suara atau lagi itu belakangan yang penting bacaannya dulu benar,” katanya. 

Untuk mengasah bakat santri pesantren pun mempunyai beragam kegiatan ekstrakurikuler mulai dari pramuka, paskibra, hadrah, dan olahraga. 

Pesantren ini berdiri sejak 2009 oleh Ustaz Yuyud Aspiyudin seorang alumni Ponpes Al Qur'an Cijantung, Ciamis dan Ponpes Al Furqon Bogor. 

Tekad mendirikan pesantren khusus Alquran bermula setelah Ustaz Yuyud menikah dan memutuskan tinggal di Majalengka. Kala itu dengan bantuan dari sejumlah donatur, ia mengawali dakwahnya dengan mendirikan sebuah masjid. 

Ia berupaya memakmurkan masjid dan mengajar sejumlah santri yang merupakan warga setempat. 

Lambat laun, santri yang mengaji di masjid itu pun semakin bertambah banyak. Beberapa santri  bahkan meminta menetap atau mondok meski tempat tinggalnya tak begitu jauh. 

Ustaz Yuyud pun mulai mendirikan penginapan bagi santri yang ingin mukim. Kala itu penginapan santri masih sederhana dengan terbuat dari bilik bambu yang lokasinya di samping masjid.  

Lambat laun, santri yang mukim pun bertambah. Hal itu membuat sejumlah warga Majalengka tergerak untuk mewakafkan tanah dan hartanya untuk pembangunan fisik pesantren. Alhasil, fisik pesantren pun mengalami kemajuan. Bahkan tak hanya asrama permanen bagi santri, ruang guru, hingga aula. Pada 2013, pesantren Al Qur'aniyyah juga resmi memiliki lembaga formal tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Andrian Saputra

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement