Senin 14 Oct 2019 11:43 WIB

Mengenal Kitab Al-Kabair Karya Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi

Kitab al-kabair adalah salah satu karya terbesar yang ditulis Imam Syamsuddin

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto: saharamet.org
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kitab al-Kabair adalah salah satu karya terbesar yang ditulis Imam Syamsuddin adz-Dzahabi. Kitab ini telah menjadi rujukan para ulama dan pencari ilmu. Melalui kitab al-kabair, Imam Syamsuddin menjelaskan tertang dosa-dosa besar. 

Ada sebanyak 70 perkara yang tertulis dalam al-Kabair sebagai dosa besar. Mulai dari perbuatan syirik, membunuh, sihir, meninggalkan shalat, tidak membayar zakat hingga termasuk dosa besar yang ditulis dalam al-kabair adalah memata-matai orang Islam dan membeberkan rahasianya serta mencela salah seorang sahabat nabi.

Nama asli Imam Syamsuddin adz-Dzahabi adlah Syamsuddin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz at-Turkmaniy ad-Dimasyqy Asy Syafi’i. Ia lebih mashur dipanggil Adz dzahabi. Ia lahir di Damaskus pada 1274 Masehi atau 673 Hijriyah. Imam Syamsuddin Adz dzahabi banyak menuntut ilmu dari para ulama di negeri Syam, Mesir, dan Hijaz. 

Imam Syamsuddin Adz Dzahabi juga dikenal sebagai ulama yang memiliki hafalan yang sangat kuat hingga dijuluki imamul wujud hifzhan. Imam Syamsuddin Adz dzahabi menyebutkan dala kitab Mu’jam yang juga ditulis olehnya bahwa dirinya belajar pada sekitar seribu tiga ratus syaekh, para ulama itu pun belajar dari Imam Syamsuddin Adz dzahabi. Di antara ulama-ulama itu merupakan para pengarang kitab yang ternama. 

Selama hidupnya, Imam Syamsuddin telah menulis sekitar 90 kitab. Diantarnaya merupakan kitab hadits dan sejarah. Karya besarnya seperti Tajridul Ushul fi Ahaditsir Rasul, Mizanul I’tidal, Syiarul A’lam dan salah satuya adalah al kabair. 

Kitab al kabair begitu bermanfaat baik bagi para pendakwah, sekaligus menjadi terguran bari para ahli maksiat dan menjadi penuntun bagi para penempuh jalan Allah SWT. Tentang kitab al kabair ini dapat juga dibaca kitab terjemahannya oleh Abu Zufar Imtihan Asy Safii. 

Setelah Imam Syamsuddin Adz dzahabi mengalami kebutaan pada 741 Hijriyah, ia menghentikan aktivitasnya menulis buku. Kendati demikian, ia tetap mengajarkan ilmu-ilmunya hingga wafat pada 747 hijriyah atau 1348 Masehi dan dimakamkan di Al Bab Ash Shaghir di Damaskus. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement