Senin 14 Oct 2019 11:20 WIB

Asy-Syifa Binti Al-Harits Kisah Sang Pendidik

Asy-Syifa memeluk Islam sebelum Rasulullah SAW melakukan Hijrah.

Rep: Dialog Jumat Republika/ Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto:

Asy-Syifa termasuk sahabat Rasulullah SAW yang beruntung, karena telah mendapatkan bimbingan dan perhatian dari Rasulullah SAW. Ia sangat mencintai Rasulullah SAW sebagaimana kaum mukminin dan mukminat yang lain. Ia  beliau belajar dari hadis-hadis yang banyak tentang urusan dien (agama) dan dunia. 

Ia juga turut menyebarkan Islam dan memberikan nasihat kepada umat. Asy-Syifa pun tidak kenal lelah untuk mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya. Umar bin Khatthab sangat mendahulukan pendapatnya, menjaganya dan mengutamakannya dan terkadang beliau mempercayakan kepadanya dalam urusan pasar.

Begitu pula sebaliknya, asy-Syifa juga menghormarti Umar. Ia memandang Umar sebagai seorang muslim yang jujur,  teladan yang baik, bertakwa dan berbuat adil. Suatu ketika asy-Syifa’ melihat ada rombongan pemuda yang sedang berjalan lamban dan berbicara dengan suara lirih.

Ia lalu bertanya, Siapakah mereka? Orang-orang menjawab, Mereka adalah ahli ibadah. Mendengar itu, asy-Syifa lalu berkata: Demi Allah, Umar adalah orang yang apabila berbicara suaranya terdengar jelas, bila berjalan melangkah dengan cepat, dan bila memukul menyakitkan.

Sang mujahidah menjalani sisa-sisa hidupnya setelah Rasulullah SAW wafatnya. Ia senantiasa memperhatikan keadaan kaum Muslim dan memuliakan mereka, sampai ajal menjemputnya pada tahun 20 Hijriyah. Sungguh, asy-Syifa adalah seorang Muslimah yang patut dijadikan teladan bagi kaum wanita di sepanjang masa. N h 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement