REPUBLIKA.CO.ID, OSWESTRY -- Rencana untuk membangun sebuah Pusat Muslim di kota Oswestry, Shropshire, Inggris, akan diteruskan setelah adanya pemberian izin. Pusat Muslim Oswestry itu akan dibuka di gedung The Citadel di King Street, pada bangunan bekas sebuah showroom karpet.
Sebelumnya, izin perencanaan diberikan pada Desember 2017 untuk mengubah bangunan tersebut menjadi sebuah bioskop. Namun, rencana itu tidak pernah terwujud. Hingga sekarang, Zacharia Chowdhury telah diberikan izin untuk mengubahnya menjadi pusat Muslim, di mana di dalamnya juga tempat ibadah shalat lima waktu. Chowdhury sendiri adalah orang mengajukan perencanaan untuk mendirikan pusat Muslim tersebut.
Dalam pengajuan rencananya, ia mengatakan bahwa properti tersebut sebelumnya dibangun untuk Bala Keselamatan (Salvation Army) pada 1888 yang digunakan sebagai denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. Bangunan itu digunakan untuk Salvation Army hingga awal 1980an.
Selanjutnya pada 1998, ada perubahan penggunaan yang diberikan dan dibeli oleh J&l Carpets and Blinds, yang merupakan pemilik saat ini. Bangunan tersebut masih menjadi gerai ritel mereka hingga 2013.
Namun, agar dapat bersaing lebih efektif dengan persaingan lokal dan untuk memperluas bisnis, gerai karpet tersebut pindah ke lokasi yang lain yang lebih menguntungkan. Sejak saat itu, tempat tersebut tetap kosong. Selanjutnya, menurutnya, ada persetujuan perencanaan untuk mengubah penggunaan bangunan menjadi bioskop pada 2017.
"Bagian depan bangunan yang megah mempertahankan fasad dari susunan jendela pada bangunan dari bata hiasan yang populer di zaman Victoria dan terletak di dalam Wilayah Konservasi Pusat Kota Oswestry," kata Chowdury, dilansir di Shropshire Star, Jumat (11/10).
Sementara itu, ia menambahkan bahwa kumpulan jamaah umumnya berada di dalam wilayah Distrik dan Oswestry yang lebih luas. Dalam hal ini, menurutnya, Pusat Muslim tersebut pada waktu yang tidak ditentukan tahun ini akan digunakan untuk mengadakan pertemuan komunitas dan pertemuan sosial.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa tidak akan ada kumandang adzan untuk menyerukan shalat dengan pengeras suara. Sementara ibadah shalat dilakukan lima kali dalam sehari. Selain untuk ibadah harian, Pusat Muslim itu dikatakannya juga digunakan untuk melaksanakan shalat ied pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta shalat tarawih selama bulan Ramadhan.
"Usulan perubahan penggunaan akan membawa bangunan kosong kembali ke penggunaan komunitas dan memungkinkan upaya memelihara karakter visual bangunan," tambahnya.
Ia menambahkan, bahwa bangunan ini memiliki relevansi sebagai aset warisan dan berada dalam karakter bangunan tradisional di King Street. Karena itu, menurutnya, pengajuan rencana mengubahnya menjadi pusat Muslim itu akan memastikan upaya dalam rangka memelihara dan memperbaiki bangunan di dalam kawasan konservasi agar tetap bertahan. Selain itu, agar bangunan tersebut tetap dipertahankan untuk masyarakat dan generasi mendatang.