Kamis 26 Sep 2019 03:00 WIB

Menghadapi Pengemis

Rasulullah SAW hanya membolehkan tiga golongan untuk meminta-minta

Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abdul Syukur

Abu Dawud menarasikan sebuah hadis dari Anas bin Malik yang mengisahkan: Seorang laki-laki Anshar datang mengemis kepada Rasulullah SAW. Lalu, Rasulullah bertanya, "Apakah kamu tidak memiliki sesuatupun di rumahmu?" Laki-laki Anshar itu menjawab, "Ya, kami hanya punya sepasang pakaian, sepotong yang saya pakai ini, sepotong lagi sedang saya jemur, dan mangkuk kayu untuk minum air."

Rasulullah bersabda, "Berikan barang-barang itu kepadaku." Laki-laki itu kemudian memberikannya kepada Rasulullah dan Rasulullah bersabda, "Siapa yang mau membeli barang-barang ini?" Seorang laki-laki menjawab, "Saya mau membelinya seharga satu dirham!" Rasulullah menawarkan lagi, dua sampai tiga kali, "Siapa yang mau menawar lebih dari satu dirham?" Seorang laki-laki menjawab, "Saya mau membelinya dua dirham."

Rasulullah memberikan barang-barang itu kepada penawar terakhir dan mengambil uang dua dirham darinya, kemudian memberikannya kepada laki-laki Anshar seraya bersabda, "Belilah makanan dengan uang satu dirham ini, lalu berikanlah kepada keluargamu, sedangkan yang satu dirham lagi belikanlah sebuah kapak dan berikanlah kepadaku."

Sahabat Anshar itu pun memberikannya kepada Rasulullah. Rasulullah menerimanya dan bersabda, "Pergilah! Kumpulkan kayu bakar lalu juallah dan jangan sampai aku melihatmu sampai dua minggu yang akan datang!" Laki-laki Anshar itu pergi untuk mengumpul kan kayu bakar dan menjualnya. Setelah satu minggu, ia datang kembali menghadap Rasulullah dengan membeli pakaian, makanan, dan keperluan yang lain.

Rasulullah bersabda, "Ini lebih baik bagimu daripada harus mengemis karena itu akan menjadi noda di wajahmu pada hari pembalasan nanti. Mengemis hanya dibenarkan bagi tiga golongan; orang-orang yang berada dalam kefakiran yang sangat parah, orang-orang yang memiliki tanggungan utang sangat banyak, atau orangorang yang berjanji untuk melunasi kewajibannya, namun kesulitan untuk membayarnya."

Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran, pertama, bahwa meminta-minta atau mengemis akan menjadi noda di akhirat. Sehingga, ketika di akhirat, orang yang mengemis akan dikumpulkan bersama dengan golongan yang memiliki tanda jelas di wajah serupa dengannya. Tanda tersebut tidak akan terhapus kecuali dirinya berhenti mengemis.

Kedua, Rasulullah SAW hanya membolehkan tiga golongan untuk meminta-minta, yaitu orang yang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, seperti kemiskinan yang sangat parah, utang yang tak tertanggungkan, atau kewajiban membayar denda yang harus segera dilunasi.

Ketiga, untuk mengentaskan kemiskinan, kita bisa bercermin pada cara Rasulullah SAW yang tidak langsung memberi kebutuhan pengemis, tapi mengajarkan bagaimana cara berusaha, cara mencari nafkah sendiri, sehingga pengemis itu bisa mandiri dan tidak perlu mengemis lagi.

Keempat, kisah ini juga mengajarkan kita untuk menjadi umat yang bermental mandiri, berusaha sekuat tenaga untuk hidup dari hasil kerja sendiri, dan tidak berleha-leha dengan hanya mengandalkan belas kasih orang lain. Bahkan, kalau bisa, tidak hanya menjadi umat yang andal, tapi juga bisa diandalkan oleh orang lain. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement