Sabtu 28 Sep 2019 04:00 WIB

Pasta, Warisan Peradaban Islam

Selama ini hidangan pasta identik dengan bangsa Eropa, terutama Italia.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Aneka jenis pasta segar (ilustrasi)
Foto: En.wikipedia.org
Aneka jenis pasta segar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini hidangan pasta identik dengan bangsa Eropa, terutama Italia. Siapa sangka, makanan tersebut justru berasal dari peradaban Islam. Pada 827 Masehi, panglima Islam bernama Asad Ibnu al-Furat bersama pasukannya mendarat di Pulau Sisilia yang terletak di selatan Italia. Sang Panglima kemudian memerintahkan juru masak menyediakan makanan untuk seluruh pasukannya.

Melihat sumber makanan dari alam sekitar, para juru masak lalu menangkap beberapa ikan sardin di sekitar pelabuhan. Mereka juga memetik kacang pinus, buah-buahan, dan lainnya di sebuah perbukitan. Berbagai bahan makanan tersebut kemudian mereka campur dengan bahan makanan yang mereka bawa dari Arab, yaitu pasta. Kala itu, masyarakat di kawasan Eropa belum mengenal pasta.

Penulis makanan Italia Oretta Zanini De Vitta dalam bukunya, Encyclopedia of Pasta, menulis, terdapat lebih dari 300 bentuk pasta beragam rasa. Hanya saja, apa pun bentuknya, kata dia, pada dasarnya pasta terbuat dari adonan tepung gandum dan air yang dicampur, digulung- gulung, dipotong-potong, kemudian direbus. Secara umum, pasta terbagi dua jenis, pertama pasta fresca, yakni berbentuk mi, lentur, dan tidak kaku. Kedua, pasta secca, yaitu pasta kering yang awet disimpan lama.

Biasanya pasta dibuat dari tepung gandum durum karena lebih kenyal serta banyak mengandung gluten. Pejabat Mamluk, al-Umari, lewat catatannya mengatakan, gandum durum asal Afrika Utara bisa disimpan di dalam gudang hingga 80 tahun.

Tanaman gandum jenis durum diperkirakan sudah ada sejak 7000 Sebelum Masehi (SM). Tepatnya di daerah Fertile Cresent, yaitu daerah berbentuk bulan sabit dari Mesir Bawah dan Mesir Atas di sepanjang Sungai Nil sampai ke Palestina, Suriah, Lebanon, serta di sekitar Sungai Eufrat dan Tigris yang bermata air di Turki, juga bermuara di Teluk Arab atau Persia.

Pendiri bidang kajian Cina di Universitas Munich, Herbert Franke, turut menyebut mi berasal dari Turki. Maka dipastikan, asal usul mi dan pasta bukan dari Cina.Terkait sejarah mi yang kabarnya dibuat pertama kali ketika masa Dinasti Han pada akhir abad ke-3 SM, ternyata adalah pasta fresca. Waktu itu, bangsa Cina tidak mengenal pasta secca.

Itu membuat petualang asal Cina bernama Chau Ju Kua yang mengunjungi Andalusia pada abad ke-12 merasa heran. Pasalnya, ia melihat Muslim di Spanyol bisa menyimpan pasta puluhan tahun tanpa membusuk, sementara mi di negerinya tidak bisa bertahan lama. Penjelajah al-Bakri pada abad ke11 M ikut menyatakan, pasta dibuat dari gandum durum. Jenis gandum tersebut diperkenalkan orang Muslim ke Sisilia dan Spanyol pada abad ke-10 M. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement