REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Satu program unggulan Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah bidang pendidikan, termasuk di dalamnya pesantren tahfizh. Namun demikian, masing-masing program menemukan dinamikanya tersendiri. Contohnya Pesantren Darul Hijrah yang berada di Kelurahan Nanga-Nanga, Pinggiran Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kondisi pesantren dibatasi oleh sungai, mau tidak mau jembatan harus dibangun. Kalau tidak, maka akses akan sangat sulit. Sedangkan mengandalkan jembatan darurat, jelas sangat berisiko,” terang Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Tenggara, Fatahillah, Jumat (4/10).
Santri Pesantren Darul Hijrah, Kendari, melintasi jembatan kayu.
“Alhamdulillah berkat kepercayaan masyarakat kepada BMH dan Kitabisa, pembangunan jembatan pesantren tahfizh terus berlanjut. Insya Allah dengan adanya jembatan ini warga dan santri dapat melangkah dengan aman dan nyaman,” imbuhnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/10).
Ia menambahkan, jembatan yang sedang dibangun dirancang berbentuk box culvert atau persegi empat. Menurutnya, langkah ini didasarkan pada kondisi sungai yang berarus deras jika musim hujan serta kontur tanah yang berpasir dan rawan erosi.
“Kini pembangunan telah berjalan 45 persen sejak dimulai pertama kali pada pekan terakhir September 2019. Saat ini capaian pembangunan jembatan masuk tahap perakitan besi tiang jembatan. Hal itu menyusul pondasi batu gunung yang berada disisi utara dan selatan jembatan dan juga pondasi bagian bawah jembatan rampung dilakukan,” rinci Fatahillah.
BMH bersama Kitabisa tengah membangun jembatan untuk para santri Pesantren Darul Hijrah, Kendari.
Ia berharap pembangunan jembatan ini dapat segera usai, setidaknya sebelum musim hujan tiba. Sejauh ini koordinasi dengan pihak pesantren ditargetkan jembatan rampung dibangun pada 25 Oktober 2019. Adapun dana yang dibutuhkan sebesar Rp 97,965 juta untuk penyelesaian jembatan dan juga bronjong atau talud penahan erosi di dekat jembatan.
“Semoga pembangunan jembatan bisa selesai sebelum memasuki musim hujan, waalaupun kami kadang khawatir karena kadang sudah turun hujan rintik-rintik di lokasi pembangunan jembatan. Kami masih membuka kesempatan luas kepada donatur yang ingin berpartisipasi dalam program jembatan ini, karena setelah jembatan ini kami juga akan membuat beronjong sepanjang 50 meter sebagai pengaman tanah di pesantren agar tidak erosi dan juga pengaman jembatan agar tetap kokoh,” tutup Fatah.