REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua, KH Syaiful Islam Al Payage, mendorong dan mendukung penegakan hukum oleh aparat kepolisian dalam kasus kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi.
"Kepada pihak berwenang, kepolisian dalam hal ini Kapolda Papua untuk menegakkan hukum yang setinggi-tingginya. Kita sadari bahwa Indonesia adalah negara hukum oleh karena itu saya sangat mengharapkan agar bersikap secara profesional," kata Syaiful Islam, di Kota Jayapura, Papua, Jumat (4/10).
Sebagai tokoh agama, Syaiful Islam mengharapkan proses hukum bisa terlaksana dengan adil dan baik, sehingga nantinya tidak ada yang dirugikan dalam peristiwa yang terjadi pada Senin pekan lalu.
"Baik di Kota Jayapura dan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, banyak toko yang dijarah dan terbakar, tapi saya meyakini aparat akan bekerja sesuai tupoksinya. Karena persoalan yang terjadi itu murni kerusuhan bukan masalah agama, ini yang harus dipahami bersama," katanya.
Untuk itu, Syaiful Islam juga mengajak dan mengimbau kepada semua pihak dan kalangan, baik di Papua atau di luar Papua, baik Muslim atau pun Nasrani agar lebih mengedepankan akal sehat, pikiran yang jernih dan berpedoman pada ajaran agama untuk saling menyayangi dan mengasihi.
"Saya mau tegaskan pada kesempatan ini, saudara-saudaraku yang ingin berjuang berjihad, ada rencana ke Papua, saya mengharapkan untuk menahan diri. Jihad yang sebenarnya adalah doakan kami, anak-anak putra putri bangsa Indonesia yang ada di Papua ini mudah-mudahan kita bangkit dari kejadian ini, kita lebih tingkatkan persaudaraan dan persatuan bagi anak Papua, ini harapan dan doa," katanya.
Dia mengimbau kepada seluruh umat manusia, untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi jika itu ada kerugian kita serahkan kepada berwajib. Karena jika itu dilakukan maka akan menimbulkan persoalan baru. “Kita sebagai umat beragama punya komitmen untuk menjunjung tinggi hukum negara kita," katanya.
Indonesia, kata dia, adalah bangsa yang besar dan memiliki keberagaman suku bangsa dan bahasa, termasuk adat dan budaya, bahkan agama, sehingga ada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang seharusnya menjadi pegangan hidup dalam berbangsa dan bertanah air satu.
"Jangan sampai kejadian-kejadian ini memecah belah antaranak bangsa. Saya imbau sebagai Ketua MUI dari timur Indonesia ini, mari kita menjaga Indonesia ini, jaga toleransi, mari kita menjaga negara ini sehingga menuju bangsa yang besar akan datang," katanya.
Dia juga mendorong agar mahasiswa yang eksodus bisa kembali ke tempat kuliah masing-masing, sehingga kelak bisa menjadi penerus bangsa, sebagai generasi emas Papua yang akan menjadi tulang punggung negeri dalam membangun.
"Saya juga mengharapkan kepada pemerintah dalam hal ini Gubernur Papua, MRP, DPRP agar melakukan langkah-langkah konkret agar bagaimana menyelamatkan para mahasiswa ini, karena mereka ini adalah generasi emas yang mesti kita jaga untuk bangun tanah Papua ke depan," katanya pula.
Dalam kasus kerusuhan di Kota Jayapura pada 29 Agustus 2019 dan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada 23 September 2019, Polda Papua telah menetapkan sejumlah tersangka atas kasus yang menjadi perhatian publik nasional itu.