REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi menuturkan para pengungsi tragedi kemanusiaan Wamena memerlukan pendampingan psikososial. Untuk membantu korban tragedi kemanusiaan Wamena, kata dia, Rumah Zakat sudah mengirimkan tim sukarelawan sebanyak lima orang di Wamena dan 20 orang membantu pengungsi di Sentani, Jayapura. Mereka sudah sampai di lokasi sejak 28 September.
"Kami sudah mengirimkan tim perintis. Hari ini kami akan mengirimkan tim susulan, termasuk petugas medis dan psikososial. Tragedi kemanusiaan kemarin pasti berdampak bagi psikologis anak-anak," paparnya.
Tim perintis yang sudah lebih dulu tiba di Wamena, kata dia, akan menyalurkan bantuan logistik untuk warga dan mendirikan dapur umum. Para relawan, berkoordinasi dengan TNI dan juga pihak-pihak terkait untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara untuk merespon bencana gempa bumi di Ambon, Maluku, Rumah Zakat Action mengirimkan bantuan dan 10 relawan. Bantuan yang dikirimkan diantaranya adalah 300 paket makanan siap saji, air mineral, serta layanan medis.
"Gempa susulan terus terjadi di Ambon, Maluku. Oleh karena itu, para relawan di lokasi selalu bersiap siaga untuk agar bila terjadi gempa yang lebih besar, dapat melakukan hal preventif untuk meminimalisir dampak negatifnya," ucap dia.
Menurutnya, kedepan para relawan akan terus melakukan distribusi bantuan logistik, pendampingan psikososial, layanan medis, serta melakukan pembersihan reruntuhan puing bangunan. Seperti di Wamena kebutuhan mendesak dari para pengungsi Ambon saat ini antara lain makanan siap saji, perengkapan khusus wanita, obat, tenda, dan perlengkapan balita.