Senin 30 Sep 2019 18:34 WIB

ACT Buka Crisis Center Wamena di Makassar

Data-data yang crisis center ACT terima berasal dari tim yang berada di Papua.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) Senin (30/9) membuka crisis center di kantor ACT Makassar.
Foto: act
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Senin (30/9) membuka crisis center di kantor ACT Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) Senin (30/9) membuka crisis center di kantor ACT Makassar. Crisis Center ini untuk memberikan informasi akurat kepada publik sekaligus menjadi tempat pengaduan orang hilang serta penerimaan donasi.

Crisis center ini berada di Alauddin Plaza Ruko SSH, Jalan Sultan Alauddin, Gunung Sari, Rappocini, Kota Makassar. Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan mengatakan, crisis center yang dibuka di Kantor ACT Sulsel akan memberikan informasi kepada publik tentang data dan situasi terkini dari Papua secara akurat.

Baca Juga

Seluruh lapisan masyarakat dapat mengunjungi dan mendapatkan informasi terkini tentang Wamena. Data-data yang crisis center ACT terima berasal dari tim yang berada di Papua saat ini. “Crisis center ini digawangi oleh tim Masyarakat Relawan Indonesia dengan penguasaan bidang tertentu,” kata dia, Senin (30/9).

Saat ini, tim ACT juga sudah berada di Sentani dan sebagian lagi akan menuju Wamena. Tim tanggap darurat tersebut akan mengirimkan informasi terkini ke crisis center di Makassar. Tiap pagi  dan sore akan ada pembaruan informasi.

Crisis center ACT di Makassar juga menjadi pusat pengaduan orang hilang atau yang menjadi korban krisis kemanusiaan di Wamena. Pihak-pihak yang nantinya merasa kehilangan keluarga di Wamena dapat menghubungi crisis center ACT.

Data dari crisis center juga dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Tiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, hingga eksodus yang terjadi di Papua.

Selain itu, crisis center juga menjadi tempat bagi masyarakat yang ingin berdonasi bagi warga terdampak konflik sosial. Nantinya ACT akan menyalurkan bantuan itu. “ACT juga akan memberikan santunan bagi korban konflik yang meninggal dunia. Di Makassar, kami juga telah menyiapkan pembukaan dapur umum di titik-titik kedatangan pengungsi dari Papua,” tambah Azis.

Ahad (29/9) lalu, ACT menyerahkan santunan kepada korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena. keluarga Muhammad Iswan dan keluarga Linda yang tinggal di Pesisir Selatan, Sumatra Barat mendapatkan santunan. Santuanan ini diserahterimakan oleh ACT Sumbar.

Aan Saputra dari tim Program ACT Sumbar mengatakan, ada sembilan korban meninggal dunia akibat konflik sosial di Wamena yang berasal dari Pesisir Selatan. Mereka merantau ke Papua untuk bekerja. “Duka yang sangat mendalam bagi keluarga ketika mendapatkan kabar keluarganya menjadi salah satu korban konflik sosial,” ungkap Aan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement