Senin 30 Sep 2019 20:00 WIB

Jangan Bersedih

Masalah penciptaan, hidup dan mati, Allah rumuskan dengan tujuan yang jelas.

Hutan
Foto: rtr
Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah demi musibah datang silih berganti menerpa negeri ini. Jumlah kerugian sudah tidak terhitung lagi. Ada kerugian materi dan fisik. Ada pula kerugian psikologis. Apa rahasia di balik semua ini? Apakah ini ujian, laknat, ataukah hanya cara kerja alam mematuhi amanat Tuhan?

Alam dan semua yang terjadi di dalamnya merupakan rentetan kalimat-kalimat walau tidak tersusun dari huruf-huruf, dan tidak pula terangkai dari kata-kata. Di dalamnya sarat dengan isyarat dan penuh dengan ibrah (pelajaran). Setiap mata diharapkan dapat membaca ayat-ayat alam dan menelaah kalimat-kalimat yang beredar di jagat raya. Pun demikian dengan telinga, diharapkan terbuka untuk mendengarkan suara-suara yang menggema di dalamnya.

Masalah penciptaan, hidup dan mati, Allah rumuskan dengan tujuan yang jelas. Allah menegaskan dalam Alquran, ''Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ''Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'' (QS Ali Imron [3]: 190-191)

Pada ayat lain Allah menyatakan, ''Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.'' (QS Al-Mulk (67): 2).

Dua ayat tersebut di atas secara eksplisit menegaskan bahwa setiap musibah maupun nikmat yang diberikan kepada manusia memiliki nilai kebaikan. Kedua situasi itu jika dipahami dengan baik akan mendorong seorang mukmin menyikapinya secara bijak.

Rasulullah SAW menggambarkan pribadi mukmin sejati saat menghadapi dua situasi ini. Beliau bersabda, ''Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya, baik baginya. Dan, kebaikan ini tidak dimiliki oleh selain seorang mukmin. Apabila dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila di mendapat musibah, maka dia bersabar, dan itulah yang terbaik untuknya.'' (HR Imam Muslim)

Dengan demikian, tidak setiap musibah bernilai buruk dan negatif. Bisa jadi hal itu justru merupakan sarana untuk menaikkan derajat seseorang dan bukti kecintaan Allah padanya. Rasulullah SAW menegaskan, ''Barangsaiapa dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan bagi dirinya, niscaya Allah akan menimpakan baginya musibah.'' (HR Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah RA)

Orang yang sedang tertimpa musibah seyogianya tidak larut dalam kesedihan, namun cepat bangkit, menata diri untuk masa depan dan bersabar. Sungguh Allah SWT bersama orang-orang yang menghadapi musibah dengan kesabaran. ''Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.'' (QS Al-Baqarah [2]: 153). Wallahu A'lam.

sumber : Hikmah Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement