REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Inisiator sekaligus Dewan Syuro Pejuang Subuh Arisakti Prihatwono mengatakan, gerakan subuh berjamaah di masjid ini sangat penting karena bisa membangkitkan umat Islam. Cukup dengan shalat subuh berjamaah di masjid setiap hari dan melakukan aktivitas lainnya itu sudah merupakan tanda kebangkitan umat dan kejayaan umat.
Makanya, ini menjadi penting bagi anak-anak muda khususnya, ujar pria yang akrab dipanggil Rico ini. Berikut wawancara lengkap wartawan Republika, Muhyiddin, bersama Arisakti Prihatwono saat ditemui di kediamannya, Cawang, Jakarta Timur, belum lama ini.
Situasi Apa yang Memotivasi Anda dan teman-teman dalam menginisiasi gerakan ini?
Awalnya memang karena ada kegelisahan bahwa pada saat Subuh di masjid atau mushala yang hadir itu tua-tua semua, sedangkan anak mudanya tidak ada. Padahal, seharusnya tulang punggung umat itu adalah anak muda. Nah, kegelisahan ini kemudian yang membuat saya dan teman-teman lain mencoba untuk menuangkan dengan cara yang paling sederhana, yaitu mencuit di Twitter. Dengan takdir Allah, ternyata itu adalah saat yang tepat bagi sebuah pergerakan dakwah melalui sosial media.
Ini kan sudah sejak 2012, apakah ada perubahan yang positif di masjid?
Alhamdulillah gerakan Subuh sudah menjadi sebuah identitas. Bahkan, di masjid-masjid sudah mulai ramai yang shalat Subuh. Jadi, intinya sekarang identitas masjid itu sudah tidak lagi dengan ba nyaknya kajian. Jadi, tolok ukur atau parameter kesuksesan atau kemakmuran masjid itu sekarang sudah bisa dilihat dari jamaah subuhnya. Itu tolok ukur yang utama.
Jadi, kalau subuhnya sudah beres, InsyaAllah urusan yang lain akan beres juga. Itu akan bisa berdampak pada diri sendiri dan akan berdampak pada yang lain-lain. Dan, teman-teman Pejuang Subuh itu punya keikhlasan dalam berjuang di daerah. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tanpa ada bantuan dari Pejuang Subuh yang berpusat di Jakarta. Mereka bergerak sendiri dan memiliki inisiasi sendiri.
Bahkan, yang luar biasa di beberapa daerah itu mereka punya ojek online versi mereka sendiri, tapi misinya tetap untuk menggerakkan shalat lima waktu. Jadi, intinya kreativitas teman-teman itu luar bia sa dan intinya adalah agar umat Islam melaksanakan shalat Subuh berjamaah dan shalat lima waktu.
Jadi, banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh tema-teman Pejuang Subuh di daerah yang terkadang tidak terpikirkan bagi kita yang ada di Jakarta. Bahkan, teman-teman yang ada di daerah pelosok lebih kreatif. Itu luar biasa.
Mengapa Harus Menjadi Pejuang Subuh?
Karena tolok ukur kebangkitan umat itu adalah shalat Subuh. Kalau shalat Subuh berjamaah di masjid, insya Allah umat Islam akan bangkit. Dan, shalat Subuh adalah pelatihan di siplin yang terbaik dari Allah kepada kita. Cukup dengan shalat subuh berjamaah di masjid setiap hari dan melakukan aktivitas lainnya itu sudah merupakan tanda kebang kitan umat dan kejayaan umat. Makanya, ini menjadi penting bagi anak-anak muda khususnya.
Dalam mengajak anak-anak muda kita targetkan yang berumur 16 sampai 35 tahun. Kalau, misalnya, itu bisa didorong lebih banyak, insya Allah kegiatan Pejuang Subuh akan bisa lebih massif. Bahkan, sekarang kita juga akan membuka Pejuang Subuh Internasional.
Ada dampak gerakan ini bagi dinamika Islam di kalangan pemuda?
Lebih jauh lagi adalah kita sekarang bisa memahami bahwa de ngan adanya sosial media dan tek nologi informasi, kita bisa men dapatkan informasi secepat apa pun. Dengan hijrahnya artis dan hijrahnya temanteman selebgram dan se ba gainya itu memang telah menambah dinamika dan warna dari hijrah tersebut.
Namun, kalau kita ingin melihat sebuah bangunan yang kokoh dari umat, kepercayaan kami adalah bahwa itu semua dimulai dari shalat Subuh berjamaah dengan teratur. Jadi, bagaimana kita mewarnainya tidak dengan sesuatu yang sifatnya sim bolik atau hanya permukaan, tapi lebih dalam lagi bahwa fundamen dari kebangkitan umat dan fun damen dari anak muda yang hijrah itu adalah dari shalat Subuhnya.