REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Masih berlangsungnya musim kemarau membuat kekeringan belum selesai di Kabupaten Gunungkidul. Karenanya, distribusi air bersih terus dilakukan berbagai elemen masyarakat ke sejumlah titik.
Pekan lalu, distribusi air bersih kembali dilaksanakan Aksi Cepat Tangga (ACT) DIY. Kemudian, distribusi dilakukan pula Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dan Rumah Zakat (RZ).
Bagi ACT, itu merupakan program distribusi air bersih yang intensif dilaksanakan demi mengatasi kekeringan tahun ini. Bahkan, ACT sudah mendistribusikan sebanyak satu juta liter air bersih ke Gunungkidul.
Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto mengatakan, Gunungkidul jadi daerah terdampak kekeringan terparah di DIY. Terdapat 14 dari 18 kecamatan alami kekeringan atau menimpa 134 ribu jiwa masyarakat.
Selain itu, pembangunan sumur wakaf turut menjadi prioritas ACT DIY untuk mengentaskan permasalahan kekeringan jangka panjang. Saat ini, lanjut Kharis, sudah ada 20 sumur wakaf yang dibangun di DIY.
"Berkat ikhtiar kita semua yang tentunya dibantu relawan-relawan MRI, akhirnya pekan ini ACT DIY telah menuntaskan dropping ari bersih sebanyak satu juta liter," kata Bagus.
Namun, Bagus menekankan, dropping air turut dilakukan untuk daerah-daerah lain di DIY walau dengan porsi lebih sedikit. Seperti untuk kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo.
Pekan lalu, Unisa Yogyakarta turut mendistribusikan air lewat Unisa Peduli. Mereka mendistribusikan sebanyak 30 tangki air bersih untuk sejumlah titik di Kabupaten Gunungkidul.
Tim Siaga Bencana Unisa, Yusfrita Rahmawati menerangkan, bantuan air bersih memiliki kapasitas masing-masing 6.000 liter per tangki. Itu dibagikan melalui koordinasi MDMC, LLHPB dan Lazismu Gunungkidul.
"Termasuk lokasi dan jadwal pemberian air bersih Unisa dikoordinasi bersama," ujar Yusfrita di Dusun Mandesa, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo.
Ia menambahkan, Unisa berkomitmen untuk membantu masyarakat yang alami kesulitan mendapatkan air bersih. Sebab, air bersih merupakan salah satu sumber kehidupan utama.
Kemudian, pada akhir pekan, giliran Rumah Zakat yang melaksanakan distribusi air bersih ke Dusun Piyuyon, Desa Pancarejo, Kecamatan Semanu. Agenda itu dilakukan bersamaan Gerakan Subuh Berjamaah.
Relawan Rumah Zakat, Ratno Sungkowo menjelaskan, lokasi ini selalu kekeringan pasokan air bersih saat musim kemarau. Karenanya, Rumah Zakat memberikan bantuan air bersih sebanyak 15 ribu liter.
Bantuan itu untuk mencukupi kebutuhan air wudhu di dua mesjid yang ada di dusun itu dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak bisa membeli air. Distrisbusi diserahkan kepada Kepala Dukuh.
"Satu tangki untuk Masjid Al Hidayah dan satu tangki untuk Masjid Al Ihsan, sedangkan satu tangki lagi saya pasrahkan ke Pak Dukuh untuk warga yang membutuhkan," kata Ratno.