Sabtu 28 Sep 2019 22:22 WIB

Dua Hal Motivasi Ilmuwan Muslim Ciptakan Alat Ukur Berat

Tuntutan moral ini terangkum pula dalam risalah-risalah ilmuwan Muslim

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran dan hadis disebutkan, agar umat Islam menimbang dengan timbangan yang benar. Jangan melakukan kecurangan saat menimbang, harus akurat ukurannya. Tuntutan moral ini terangkum pula dalam risalah-risalah ilmuwan Muslim yang menciptakan timbangan.

Keterangan seperti itu terdapat dalam Kitab Mizan al-Hikma karya Al-Khazini. Marak bermunculannya alat mekanik merupakan sebuah pencapaian awal dalam tradisi ilmiah Islam. Sebenarnya, hal itu telah berasal pada pertengahan abad kesembilan.

Ini terkait pula dengan penerjemahan buku-buku dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Kemudian, bermunculan risalah tentang mekanika. Namun, ilmuwan Muslim pun memiliki fokus sendiri tentang timbangan dan berat. Mereka menuliskan sejumlah risalah.

Risalah-risalah tersebut ditulis oleh ilmuwan, ahli mekanik, juga seniman, hingga kemudian melahir kan tradisi ilmiah disertai aspek praktis dan teori. Pun, muncul perdebatan masalah fisika dan matematika dalam membahas timbangan ini.

Selain itu, mereka tak sekadar membicarakan teori mengenai alat pengukur berat benda itu, tapi juga membahas bagaimana membuat tim bangan dan penggunaannya da lam kehidupan masyarakat. Risalahrisalah ilmuwan Muslim itu lalu di terjemahkan ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan dilakukan pada abad ke-12.

Hingga akhirnya, risalah-risalah yang ditulis ilmuwan Muslim tentang timbangan itu, memberikan pengaruh pada perkembangan sains tentang berat di dunia Barat, khususnya Eropa. Ilmu tentang berat dan timbangan ini kemudian terus berkembang di dunia Islam hingga abad ke-19.

Di dunia Islam, berat dan timbangan ini menjadi sebuah cabang ilmu yang otonom, dipicu oleh ke inginan mewujudkan ke adil an dan kejujuran dalam bidang perdagangan. Kian berkembangnya aktivitas perdagangan di berbagai wilayah Islam, memunculkan timbangan yang lebih rumit dan canggih.

Lalu, diterapkan pula standardisasi timbangan, termasuk bahan baku yang digunakan untuk membuat timbang an. Maka, tak mengejutkan jika ilmuwan Muslim, menuliskan beragam risalah yang berhubungan dengan berat dan timbangan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement