Jumat 27 Sep 2019 22:49 WIB

2 Jenis Ikhlas dan Dampaknya Menurut Imam Ghazali

Ikhlas sangat menentukan diterimanya ibadah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Shalat Tarawih
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Shalat Tarawih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk mendapatkan cinta Allah, maka seorang hamba harus bisa memiliki keikhlasan. Keikhlasan menjadi faktor utama dalam aktivitas orang yang beriman. 

Imam Ghazali, dalam kitabnya “Raudhatut Thalibin wa Umdatus Salikin” mengatakan, ikhlas menurut para ulama ada dua macam, yaitu ikhlas dalam beramal dan ikhlas dalam mencari pahala.

Baca Juga

Menurut dia, ikhlas dalam beramal adalah kehendak untuk mendekat kepada Allah SWT, menganggungkan urusan-Nya, dan menjawab seruan-Nya. Kemunculan keikhlasan semacam ini, menurut dia, didorong oleh keyakinan yang benar dan kebalikan dari semua itu adalah kemunafikan.

Sedangkan ikhlas dalam mencari pahala berarti kehendak untuk memperoleh keuntungan akhirat dengan melakukan kebaikan. Menurut dia, kebalikan dari ikhlas adalah riya atau keinginan mendapatkan keuntungan dunia dengan melakukan amal akhirat, baik mengharapkan sesuatu dari Allah maupun dari manusia.

Menurut Imam Ghazali, dua macam ikhlas di atas mempunyai dampak masing-masing. "Keikhlasan dalam beramal akan menjadikan amal sebagai pendekatan (taqarrub), dan keikhlasan mencari pahala akan membuat amal diterima serta memperoleh pahala berlimpah,” kata Imam Ghazali.

Imam Ghazali mengatakan, saat melaksanakan ibadah-ibadah batin dan sunnah harus disertai kedua macam keikhlasan tersebut. Selain itu, menurut dia, seorang hamba jugq wajib untuk mewaspadai sepuluh hal saat mengerjakan amal, yaitu kemunafikan, riya, kekacauan, menyebut-nyebut kebaikan, menyakiti, menyesali berbuat baik, ujub, meratap, menganggap enteng, dan takut terhadap cercaan manusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement