Ahad 22 Sep 2019 17:07 WIB

Dai-Dai NU Bakal Dibekali Wawasan Literasi Media Sosial

Melalui pembekalan itu, Dai-Dai NU harus menjadi rujukan bagi media sosial.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agung Sasongko
Suasana rapat pleno PBNU 2019, di Ponpes Al Muhajirin Kabupaten Purwakarta, Ahad (22/9).
Foto: Dok Panitia
Suasana rapat pleno PBNU 2019, di Ponpes Al Muhajirin Kabupaten Purwakarta, Ahad (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Rapat pleno PBNU 2019, yang digelar di Ponpes Al Muhajirin, Kabupaten Purwakarta, menghasilkan enam program prioritas. Enam poin tersebut, akan dibawa pada Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama (NU) tahun depan. Dengan dihasilkannya enam program ini, maka rapat pleno yang dihadiri ribuan kader itu secara resmi sudah berakhir.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mengatakan, rapat pleno yang diselenggarakan selama tiga hari ini telah tuntas. Selain mendengarkan laporan 13 badan otonom (Banom), dan 18 lembaga di bawah naungan PBNU, rapat ini juga membahas masalah keorganisasian.

"Termasuk, usulan dan masukan poin perbaikan atas peraturan yang berlaku di NU," ujarnya, Ahad (22/9).

Selain itu, rapat pleno ini membahas beberapa isu aktual, yang menjadi perhatian khusus. Isu aktual itu, tentang urgensi perubahan, modifikasi, dan migrasi pola dakwah guna merespon tantangan zaman. Terhadap isu itu, maka ada sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari rapat pleno tersebut.

 

Yaitu, kepada seluruh perangkat organisasi NU untuk menjadikan bidang dakwah, di media sosial. Tujuannya, sebagai kesadaran gerakan organisasi. Gerakan dakwa di medsos ini, tidak boleh berhenti hanya sebatas dilakukan secara sporadis dan bersifat nonorganisatoris.

Selanjutnya, NU harus memrioritaskan program untuk mencetak dai muda lulusan pesantren. Serta kader NU, harus jadi rujukan bagi media mainstream dan media sosial. Kemudian, rekomendasi lainnya, yaitu memberikan basis pemahaman dan kompetensi media digital bagi dai-dai muda, untuk keperluan dakwah.

"Dai-dai NU, harus dibekali dengan wawasan literasi media sosial. Sehingga, mampu beradaptasi dengan tantangan zaman," ujarnya.

Tak hanya rekomendasi, lanjut Said, dalam rapat pleno ini juga menghasilkan enam program prioritas. Enam program itu, yakni, penanganan masjid. Terutama, masjid BUMN. Maksudnya, seluruh kader NU harus melakukan pemberdayaan di masjid-masjid. Dengan tujuan, memajukan kemaslahatan umat.

Program kedua, yaitu, menghidupkan lembaga dakwah. Seperti, menyosialisasikan Islam kebangsaan dan Islam wasathiyah via media sosial. Selanjutnya, pengkaderan dengan membangkitkan hamasah nahdliyah dan kader mumpuni.

Program selanjutnya, penguatan pendidikan tinggi dan pendidikan vokasi. Kemudian, mengadvokasi RUU Pesantren, RUU PKS, RUU KUHP serta RUU Pertanahan. Program terakhir, yakni, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan penyiapan kelembagaannya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement