Rabu 18 Sep 2019 17:17 WIB

Wasiat Nabi Adam pada Nabi Syith

Sebagai nabi, Syith menerima lembaran-lembaran wahyu dari Allah SWT.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Gurun
Foto: Reuters
Gurun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara anak Nabi Adam AS ada seorang anak yang begitu saleh. Hingga kemudian Allah SWT mengangkatnya menjadi Nabi. Ialah Nabi Syith. Nabi Syith lahir setelah peristiwa pembunuhan Habil oleh saudaranya yakni Qabil atau ketika Nabi Adam berusia 130 tahun.

Dalam kitab Al Bidayah wa an Nihayah 1/115 yang juga dikutip oleh Jihad Muhammad Hajjah dalam Umur dan Silsilah Para Nabi menuliskan bahwa nabi Adam hidup sampai delapan ratus dua puluh lima tahun setelah kelahiran nabi Syith. Ada pendapat bahwa nama Syits berarti hibtullah artinya karunia Allah.

Dalam Qashashu Al Anbiya menyebutkan, Syits diangkat Allah SWT sebagai seorang nabi. Dimana Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Syith sebanyak lima puluh risalah. Nabi Adam pun berwasiat pada Nabi Syith untuk menggantikan posisi kepemimpinannya.

Keterangan ini juga terdapat dalam Tarikh Ath Thabari 1/152 yang dikutip oleh Dian Novianti dalam The Prophet kisah hikmah 25 Nabi Allah. Disebutkan bahwa Nabi Syith bin Adam selanjutnya dipercaya memegang risalah kenabian setelah Nabi Adam wafat.

 

Sebagai nabi, Syith menerima lembaran-lembaran wahyu dari Allah SWT. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari menjelaskan bahwa Allah SWT menurunkan seratus empat puluh shahifah, dan kepada Syith sebanyak lima puluh shahifah.

Nabi Adam juga mewasiatkan pada Nabi Syith agar selalu membesarkan kemuliaan dan keagungan Nabi Muhammad SAW. Nabi Adam mewasiatkan pada Syith agar berdzikir dengan menyebut nama Nabi Muhammad.

Hal ini sebagaimana dikatakan Imam Jalaluddin Abdur Rahman As Suyuthi dalam kitab Al Hawi Lil Fatawi Juz 2 hal 174 yang juga dikutip dalam Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan-Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah KTB menyebutkan bahwa Nabi Adam berwasiat pada Nabi Syith agar setiap berdzikir menyebut nama Allah menyertakan juga dengan menyebut nama Nabi Muhammad.

Hal itu karena Nabi Adam melihat nama Nabi Muhammad selalu berdampingan dengan asma Allah tertulis meliputi Arasy, di seluruh tempat di langit, di kamar-kamar surga, di leher para bidadari surga, di dedaunan pohon-pohon di surga, di dedaunan pepohonan Thuba, di seluruh dedaunan pohon Sidratul Muntaha, di seluruh sudut benteng dan di setiap dahi antara kedua mata Malaikat.

Karenanya Nabi Adam mewasiatkan Nabi Syits memperbanyak berzikir menyebut nama baginda Nabi SAW, sebab seluruh Malaikat di alam malakut senantiasa berdzikir menyebut namanya. Wallahualam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement