REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain mengakurasi waktu azan agar berkumandang secara serentak, Kota Bandung juga mengkalibrasi arah kiblat di semua masjid. Agar arah shalat menjadi benar sesuai dengan ka’bah.
“Kalibrasi kiblat saya berharap semua umat islam ketika shalat atau membangun masjid semuanya arahnya harus presisi. Sebab kalau tidak presisi arahnya 0,001 persen mencengnya sampai ke ka’bah bisa jadi 100 persen karena semakin jauh. Diharap ini bisa presisi dengan kalibrasi arah kiblat,” ungkap Wali Kota Bandung Oded M. Danial.
(Baca Sebelumnya: Pemkot Bandung Canangkan Azan Serentak)
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan (Kesra) Kota Bandung, Bambang Sukardi menyampaikan, berdasarkan survei BHR Kota Bandung, banyak masjid yang memiliki penunjuk waktu yang tidak akurat. Bahkan, ada banyak jam digital masjid yang sudah lama tidak dikalibrasi sehingga waktunya tidak sesuai dengan standar Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG).
Oleh karena itu, gerakan ini diluncurkan untuk mendorong semua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) agar merujuk pada waktu yang sudah distandardisasi Bimas Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Dengan begitu, azan bisa dilakukan secara serentak.
“Jangan sampai ada perbedaan yang jauh. Misalnya masjid RW ini sudah azan, di RW lain lima menit kemudian. Dengan arahan ini nanti semuanya serentak. Kita kita samakan waktunya berdasarkan aplikasi,” kata Bambang.
Ia menyebutkan saat ini terdapat 4.536 masjid yang tersebar di 151 kelurahan di Kota Bandung. Ke depannya akan ada akurasi jam digital yang dimiliki masjid. Muazin juga dapat mengacu pada satu website BHR untuk menghitung waktu azan.
Ia menururkan gerakan ini menyasar para petugas DKM, pengusaha jam masjid digital, dan pengusaha aplikasi azan digital untuk ponsel pintar. Untuk mengoptimalkan gerakan ini, BHR Kota Bandung bekerja sama dengan TVRI dan radio Sonata mengumandangkan azan.
“Jadi ada satu media resmi yang menjadi acuan waktu azan,” ucapnya.