REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) merespons cepat kejadian kebakaran hutan di Indonesia. Kepala Cabang ACT Pekanbaru mengatakan dalam kondisi kabut asap seperti saat ini hal yang paling dibutuhkan oleh warga terdampak di sana adalah masker N95 dan oksigen. Sebab, ketersediaan masker N95 dan oksigen tersebut memang tidak banyak.
Dalam jangka panjang, pihaknya menargetkan untuk bisa menyiapkan 10.000 unit air purifier untuk menyaring udara. Menurutnya, alat ini akan disiapkan untuk rumah-rumah warga yang tidak mampu dan yang terparah terkena dampak asap. Selain itu, ia mengatakan air purifier juga akan disiapkan untuk sekolah-sekolah dan tempat ibadah. Hal itu bertujuan agar sekolah tidak perlu meliburkan kembali siswa pada saat terjadi kabut asap.
"Air purifier sangat dibutuhkan karena di Riau kabut asap sudah rutin terjadi setiap tahunnya, apalagi ini sudah sejak 2 bulan lalu terjadi kabut asap," tambahnya.
Hotman mengatakan ACT menyediakan pelayanan kesehatan dengan bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit dan klinik yang ada di Pekanbaru. Namun, menurut Hotman, ACT sendiri tidak memiliki posko kesehatan karena sudah banyak posko kesehatan yang disediakan oleh pemerintah dan lembaga lainnya.
Tenaga medis yang disediakan ACT Riau biasanya langsung mendatangi titik-titik lokasi warga, terutama warga yang tinggal jauh dari kota dan sulit terjangkau. Di sini, ACT mengerahkan dua tenaga medis termasuk dokter dan perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan ke rumah warga. Menurut Hotman, ada beberapa masyarakat yang enggan keluar rumah dan memilih untuk tetap berada di dalam rumah, terutama masyarakat yang tinggal di dekat titik-titik api.
"Kita membawa tenaga medis dan obat-obatan menjangkau wilayah yang lebih terdampak. Biasanya, tim medis melakukan pengecekan kesehatan mereka. Karena rata-rata terkena ISPA, membersihkan kerongkongan, dan membawa oksigen jika diperlukan, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil," ucap dia,
Selain itu, Hotman menuturkan ACT Riau juga memberikan edukasi kepada masyarakat pada saat membagikan masker. Menurutnya, warga diberi pemahaman agar mereka menjaga kesehatan dalam kondisi terpapar asap seperti saat ini. Misalnya, dengan cara menggunakan masker, banyak meminum air putih, tidak beraktivitas di luar rumah jika memang tidak diperlukan.
Ia mengakui bahwa Riau adalah lahan gambut yang dikatakannya sulit untuk mencegah terjadinya karhutla. Kendati demikian, warga menurutnya tetap diberi edukasi dan diingatkan akan kesadaran mereka untuk tidak melakukan pembakaran saat akan membuka lahan.