REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabut asap sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau dan Kalimantan saat ini menjadi keprihatinan berbagai pihak. Sejumlah lembaga filantropi pun bergerak membantu mengatasi dampak dari karhutla. Gerakan bantuan tersebut salah satunya dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Direktur Komunikasi ACT, Lukman Azis Kurniawan, mengatakan pihaknya melalui ACT cabang dan tim Disaster Emergency Response (DER) ACT pusat telah bergerak dalam membantu menangani dampak karhutla di Riau dan Kalimantan. ACT melakukan sinergi dengan instansi terkait seperti TNI, BPBD, dan Damkar dalam melakukan pemadaman di sejumlah titik api. Selain itu, pihaknya juga membagikan kebutuhan masker N95, menyediakan bantuan medis, serta mendistribusikan air purifier (penjernih udara) bagi mereka yang dinilai kurang mampu.
"Kita berupaya bisa terpenuhi 10.000 masker N95, namun semua dilihat dari kondisi ketersediaan stoknya. Terkait aktivitas pemadaman kita sinergi dengan instansi terkait, kita ikuti terus rapat koordinasinya dengan pemerintah," kata Lukman, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Selasa (17/9).
Selain menyediakan bantuan, ia mengatakan ACT juga memberikan edukasi yang sifatnya mengadakan pelatihan mitigasi bencana kebakaran hutan melalui direktorat Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) milik ACT. Lembaga ini berperan dalam mengedukasi masyarakat maupun lembaga atau perusahaan di sana. Dalam hal ini, masyarakat terutama yang menemukan titik api diberi pemahaman agar mampu melokalisir titik-titik api tersebut agar tidak meluas.
"Tetapi ini sifatnya imbauan dan pelatihan. Untuk mencegah terulangnya tentu kita harapkan sikap tegas pemerintah," kata dia.
ACT Cabang Riau bergerak secara langsung dalam menangani dampak karhutla di wilayah Riau. Kepala Cabang ACT Pekanbaru, Hotman Rajali, mengatakan pihaknya aktif membantu melakukan pemadaman api di lahan-lahan yang ada di Riau. Pemadaman titik api dilakukan bersama Basarnas, BPBD setempat, TNI dan Polri serta berbagai komunitas lainnya.
Menurutnya, ada sekitar 6 kabupaten di dekat Pekanbaru yang terdapat titik api dari karhutla, termasuk di kabupaten Kampar, Siak, Bengkalis, dan Dumai. ACT sendiri memiliki dua cabang di Riau, yakni di Pekanbaru dan Kabupaten Bengkalis atau tepatnya di kecamatan Duri.
"ACT Duri lebih aktif mematikan titik api di daerah Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hilir. Sedangkan ACT Pekanbaru aktif di Kampar, Siak dan Pelalawan," kata Hotman saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/9).
Selain membantu melakukan pemadaman titik api, ACT di Riau juga membagikan masker N95 kepada masyarakat di sana. Setiap harinya sejak lebih dari sepekan yang lalu, ACT Riau membagikan sekitar 1.500-2.000 masker kepada warga terdampak.