REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN – Ratusan umat Islam Kota Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah secara khusus menggelar istigatsah dan tahlil tujuh hari meninggalnya Presiden RI ke-3, BJ Habibie.
Kegiatan yang diinisiasi jamaah Al Khidmah dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Semarang ini digelar di Masjid Agung Al Mabrur, Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (16/9) malam.
Kegiatan ini diawali dengan istighatsah, pembacaan surath Yaasin, tahlil, Maulid ar-Rasul SAW serta dirangkai dengan tausiyah, yang disampaikan oleh Habib Ja'far Shodiq al-Munawar.
Kapolres Semarang, AKBP Adi Sumirat, dalam sambutannya mengatakan, BJ Habibie adalah salah satu pemimpin yang diberikan kemampuan dan kelebihan oleh Allah SWT.
Kelebihan dan kecerdasan yang dikaruniakan Allah kepada seoraang BJ Habibie bahkan juga menjadikan keilmuan serta kemampuannya diakui oleh bangsa- bangsa yang ada di dunia.
Habibie, menurut Adi, adalah sosok pemimpin yang mempunyai tiga kecerdasan sekaligus. Yakni kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) yang relatif seimbang.
Oleh karena itu, BJ Habibie juga disebut sebagai ilmuwan yang cerdas dan berhati mulia. Maka dia mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk bermunajat agar amal ibadah presiden RI ke-3 tersebut diterima Allah SWT.
"Semoga, anak- anak cucu kita juga diberikan rahmat dan hidayah oleh Allah, sehingga ada yang menurun dan meneruskan keilmuan beliau (Habibie)," lanjut Adi Sumirat.
Sementara itu, sesepuh jamaah Al Khidmah, Hasanudin mengatakan, tahlilan yang digelar di Masjid Agung Al Mabrur Ungaran ini, merupakan kegiatan puncak atau malam ketujuh untuk mendoakan BJ Habibie.
Tahlilan untuk almarhum BJ Habibie tersebut sudah dilakukan jamaah Al Khidmah, sejak Kamis (12/9) lalu. Tahlilan tersebut juga digelar secara on air, melalui siaran radio Rasika 105.6 FM setiap malam mulai pukul 22.00 WIB.
Tahlilan on air tersebut bertujuan agar masyarakat yang hendak mendoakan BJ Habibie tetap bisa melakukan di mana saja, kendati tidak bisa mendatangi majelis- majelis yang ada.
Mungkin karena kesibukan, maka bisa mengikutinya dari rumah atau dari kantor sambil mendengarkan siaran radio tahlil on air tersebut.
Jadi tetap bisa mengikuti bacaan yang dibaca imam dari kabin siaran. "Insya Allah pahalanya sama dengan yang hadir di majelis," kata Hasanudin.