REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena hijrah tidak hanya terjadi pada selebritas yang kerap kali muncul di layar televisi. Dari dunia olahraga, beberapa atlet yang mendekat dan mendalami agama Islam juga mulai bermunculan.
Seorang komentator olahraga kondang Indonesia, Mohamad Kusnaeni dalam wawancara bersama reporter Republika Zahrotul Oktaviani menyebut, hijrah yang dilakukan atlet memberi dampak positif tidak hanya bagi dunia olahraga, tapi juga dakwah Islam. Berikut kutipannya.
Apa dampak hijrahnya seorang atlet bagi dunia olahraga dan atlet itu sendiri?
Saya melihatnya ini hal yang positif. Orang yang hijrah, berarti dia berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang "lurus" dan menjalankan kehidupan yang lebih baik. Kalau dia komitmen itu, tidak akan ber sentuhan dengan narkoba, minuman keras, dan komitmen menjalankan ritual keagamaannya dengan tertib. Di antaranya dia bangun pagi dan rajin menjalankan shalat lima waktu. Dari sisi pola hidup dan ke disiplinan ini menjadi hal yang baik.
Seberapa besar peran atlet yang hijrah dalam membantu dakwah dan mengenalkan nilai-nilai Islam?
Dengan adanya beberapa atlet yang menggunakan pakaian yang lebih syari, itu sudah memberikan dakwah tentang pentingnya menjaga aurat, melindungi bagian tubuh yang memang perlu ditutup. Itu sudah bagian dari pesan yang ditunjukkan kepada atlet lain maupun masyarakat. Belum lagi dengan pe ri lakunya yang tidak berkata kotor. Orang yang hijrah itu, terhadap lawan, respeknya lebih tinggi. Dia bisa menjaga perilaku karena tidak mau mempermalukan agamanya, dalam tanda petik. Itu membawa pengaruh positif bagi olahraga.
Adakah nilai-nilai sportivitas yang beririsan dengan nilai-nilai Islam?
Ada. Islam mengajarkan bagai ma na menghormati orang lain. Con toh, jika kita memasak sesuatu dan tetangga mencium baunya, itu kita harus membagi makanan itu. De ngan yang lebih tua, harus lebih hor mat. Di olahraga, ini konteksnya bisa pelatih, pembina. Nahyang di hormati bukan cuma pelatih dan pem bina sendiri, melainkan juga mi lik lawan.
Belum lagi lawan atlet bisa saja lebih senior, itu juga harus dihormati. Ini ajaran agama semua. Ajaran agama Islam ini banyak se kali yang beririsan dengan sportivitas. Selain menghormati yang tua, juga menyayangi yang lebih muda, baik kepada tetangga. Ini bisa diwujudkan sebagai bentuk sportivitas di lapangan dan pertandingan.