Sabtu 14 Sep 2019 05:00 WIB

Mengapa Makam Nabi Muhammad SAW Berada di Kamar Aisyah?

Makam Nabi Muhammad berada di kamar Aisyah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Miniatur bangunan Makam Rasulullah setalah diimbuhi kubah pada abad ke-13 di Museum Al Dar Madinah.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Miniatur bangunan Makam Rasulullah setalah diimbuhi kubah pada abad ke-13 di Museum Al Dar Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makam Rasulullah SAW yang berada di kawasan Raudhah (taman surga) di Madinah tak pernah sepi dari peziarah. Di tempat ini, setiap peziarah dianjurkan untuk memperbanyak berdoa kepada Allah SWT. 

Makam Rasul adalah salah satu tempat teristimewa di tanah suci. Sebab tempat ini merupakan ruang pribadi (kamar) Rasulullah dan istrinya, Aisyah. Mengapa Rasul dimakamkan di kamar Aisyah?

Baca Juga

Menurut Muslim Nasution, dalam Tapak Sejarah: Seputar Mekah-Madinah, sebenarnya ketika Rasulullah SAW wafat, terjadi perdebatan di antara para sahabat. Para sahabat berbeda pendapat tentang lokasi pemakaman Rasul. 

Ada sahabat yang memberi saran agar Rasulullah SAW dimakamkan di mimbarnya, tempat Rasul berkhutbah. Ada juga yang menyarankan lokasi makam Rasulullah di mihrabnya yakni tempat beliau mengimami shalat.  

Di tengah perdebatan itu, Abu Bakar datang dan berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, tak seorang Nabi pun meninggal dunia kecuali dimakamkan di tempat dia meninggal.” 

Apa yang disampaikan Abu Bakar pun menjadi penengah perdebatan yang terjadi di antara para sahabat. Sekaligus menjadi argumen mengapa Nabi Muhamad SAW dimakamkan di kamar Aisyah. 

“Menurut petunjuk hadis Rasulullah bahwa para nabi dikuburkan di mana mereka wafat. Oleh sebab itu, disepakatilah untuk menguburkan Rasulullah di kamar Aisyah itu, di tempat beliau wafat.”   

Ketika Nabi SAW wafat, para sahabat mencium bau yang sangat harum dari jasad Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari tentang kisah wafatnya nabi, bahwa ketika Abu Bakar datang dan membuka penutup wajah Rasul, Abu Bakar berkata: “Demi Allah dan ibuku, sungguh engkau tetap harum sewaktu hidup maupun mati.” 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement