Senin 09 Sep 2019 17:08 WIB

Subuhan Setahun Penuh di Masjid Suciati Dihadiahi Umrah

Masjid Suciati Saliman memang seakan tidak berhenti menebarkan inspirasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
 Masjid Suciati Saliman yang berlokasi di Jalan Gito Gati, Sleman, DIY. Masjid dengan desain khas Timur Tengah dan Jawa ini terdiri atas empat lantai dengan total kapasitas sekitar seribu jamaah.
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Masjid Suciati Saliman yang berlokasi di Jalan Gito Gati, Sleman, DIY. Masjid dengan desain khas Timur Tengah dan Jawa ini terdiri atas empat lantai dengan total kapasitas sekitar seribu jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak diresmikan tahun lalu, Masjid Suciati Saliman memang seakan tidak berhenti menebarkan inspirasi. Bahkan, Masjid Suciati Saliman memiliki cara-cara tersendiri demi menarik jamaah.

Pendiri Masjid Suciati Saliman, Hj Suciati Saliman mengungkapkan, keinginannya membangun masjid sendiri sudah ada sejak pertama kali ke Tanah Suci. Tepatnya, setelah jatuh cinta kepada Masjid Nabawi.

Kemudian, pulang ke Tanah Air, Suciati mulai mempelajari manajemen yang diterapkan Masjid Jogokariyan. Termasuk, belajar langsung ke Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP.

"Saya yang awalnya tidak tahu tentang masjid, sedikit-sedikit sudah mulai berjalan," kata Suciati saat mengisi Pelatihan Manajemen Masjid-Masjidku Hasanahku di Hotel Tentrem Yogyakarta, Sabtu (6/9).

Namun, wanita yang memulai karir wirausahanya dari menjual lima ekor ayam itu melihat ada perbedaan besar dari Masjid Jogokariyan dan Masjid Suciati. Utamanya, dari belum adanya relawan-relawan masjid.

Suciati merasa, itu sedikit banyak dikarenakan lokasi Masjid Suciati yang ada di pinggir jalan, bukan di tengah-tengah kampung. Sehingga, tidak ada jamaah tetap seperti masjid-masjid kebanyakan.

Utamanya, lanjut Suciati, terlihat dari sulitnya mengajak masyarakat melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid. Sedangkan, di Kampung Jogokariyan masyarakat sudah giat untuk melakukan shalat di masjid.

Kondisi itu yang membuatnya banyak menghadirkan kegiatan-kegiatan seperti kajian-kajian setelah subuh atau menjelang dhuha. Bahkan, menyiapkan hadiah khusus bagi mereka yang rajin subuhan di masjid.

"Jadi, insya Allah siapa yang shalat subuh 360 hari di masjid tanpa bolong kita hadiahi umroh," ujar Owner PT Saliman Riyanto tersebut.

Selain itu, ia menuturkan, ibu-ibu sekitaran Masjid Suciati Saliman yang masih kurang memahami Islam diberikan pelayanan khusus. Seperti mengajarkan wudhu yang benar, cara membaca Alquran dan lain-lain.

Bagi Suciati, masjid memang tidak cuma tempat ibadah dan untuk memberikan dakwah. Tapi, masjid justru bisa menjadi pusat kegiatan-kegiatan sosial, pendidikan dan membawa kemakmuran masyarakat.

"Baik kemakmuran masyarakat di dunia dan kemakmuran masyarakat di akhirat," kata Suciati.

Ke depan, selain mengoptimalkan fungsi masjid, Suciati berencana membangun rumah tahfiz dan pondok pesantren. Ia berharap, segala sesuatu yang dicita-citakan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement