Senin 09 Sep 2019 16:00 WIB

Tiga Peninggalan Khas Dinasti Samaniyah

Dinasti Samaniyah merupakan pemerintahan Islam di Iran

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.
Foto: library.yale.edu
Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dinasti Samaniyah merupakan pemerintahan Islam di Iran dari 819 Masehi hingga 999. Kekaisaran ini berpusat di Khorasan dan Transoxiana. Jika dilihat pada masa kini, kekaisaran mencakup seluruh Afghanistan, sebagian besar Iran, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgistan, Kazakhstan, dan Pakistan.

Negara Samaniyah didirikan oleh empat saudara, Nuh, Ahmad, Yahya, dan Ilyas. Masing-masing dari mereka memerintah wilayah di bawah kekuasaan raja Abbasiyah. Pada 892 Ismail bin Ahmad (892-907) menyatukan negara Samaniyah di bawah satu penguasa. Ini juga menjadikan Samaniyah independen dari otoritas Abbasiyah.

Kehidupan di sana mengarah pada pembentukan budaya Turki-Persia. Samaniyah terkenal dengan kemajuan sains dan sastra. Tiga Peninggalan Dinasti Samaniyah adalah sebagai berikut.

Makam Samaniyah

Makam Samaniyah terletak di luar pusat kota bersejarah Bukhara, Uzbekistan. Tempat ini merupakan karya arsitektur Asia Tengah yang paling dihargai yang dibangun antara 892 dan 943 M sebagai tempat peristirahatan Ismail Samani.

Dia merupakan amir kuat dan berpengaruh dari Dinasti Samaniyah, salah satu pribumi terakhir Dinasti Persia yang berkuasa di Asia Tengah pada abad kesembilan dan ke-10, setelah Samaniyah merdeka dari Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Selain Ismail Samani, makam itu juga menampung jasad ayahnya, Ahmed, dan keponakannya, Nasr, serta sisasisa anggota Dinasti Samaniyah lainnya.

Literatur Puisi

Pada abad kesembilan dan ke-10 M, sastra Persia berkembang pesat di sana. Terutama, di Transoxania. Kemajuan sastra Persia bernuansa Islam kemudian menyebar ke Khorasan dan berbagai daerah lainnya. Penyair paling terkenal dari periode Samaniyah adalah Rudaki (wafat 941), Daqiqi (wafat 977), dan Firdausi (wafat 1020).

Meskipun Persia adalah bahasa yang paling disukai, bahasa Arab masih populer di kalangan anggota keluarga Sa - maniyah. Sebagai contoh, at-Tha'alibi menulis antologi Arab bernama Yatimat al-dahr (mutiara unik). Bagian ke - empat dari antologi ini mencakup kisah terperinci tentang para penyair yang hidup di bawah Dinasti Samaniyah

Tembikar

Kontribusi paling penting dari zaman Samaniyah bagi seni Islam adalah tembikar yang diproduksi di Nishapur dan Samarkand. Orang Samaniyah mengembangkan suatu teknik yang dikenal sebagai lukisan selip, mencampurkan tanah semicair dengan warna-warnanya.

Mangkuk dan piring sederhana adalah bentuk pa ling umum yang dibuat. Pembuatan tembikar meng gunakan motif Sasanian, seperti kuda, burung, singa, dan kepala lembu jantan, serta desain kaligrafi Arab. Potongan-potongan polikrom biasanya memiliki buff atau tubuh merah dengan desain berwarna.  

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement