REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemarau dan kekeringan menjadi satu musim yang kerap dihadapi umat manusia. Kebijaksanaan manusia yang mendapat petunjuk dari Allah SWT membawa mereka selamat dari bencana.
Tersebutlah negeri Mesir. Sebuah daerah luas yang dialiri Sungai Nil. Sungai itu membuat Mesir tidak seperti negeri-negeri tetangganya, Mesir kuno diberkahi dengan tanah yang subur. Syahdan, sang raja mendapatkan mimpi yang meng gelisahkan hatinya.
"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk di makan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh lainnya yang kering." Hai orang-orang yang terkemuka, "Terang kan lah kepa daku tentang tabir mimpiku itu jika kalian dapat menabirkan mimpi." (QS Yusuf: 43).
Para pemuka itu tidak bisa menakwilkan mimpi sang raja. Mereka bah kan menjawab jika itu hanya meru pakan mimpi yang kosong. Salah satu pemuka yang pernah selamat karena takwil mimpi Nabi Yusuf teringat kepada Yusuf yang sedang berada di tahanan. Dia pun berkata kepada sang raja jika akan menemuinya. Dia berniat untuk menanyakan arti mimpi itu kepada Yusuf.
Lantas, Nabi Yusuf pun berkata, "Supaya kalian bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kalian panen hendaklah kalian biarkan dibulirnya, kecuali se dikit untuk kalian makan. Kemudian, sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kalian simpan untuk meng hadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kalian sim pan. Kemudian, setelah itu akan da tang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." (QS Yusuf :47).
Setelah mendengar pendapat Nabi Yusuf dari utusannya, raja pun meminta agar Nabi Yusuf dihadirkan ke istana. Ketika Nabi Yusuf menjelaskan takwilnya, raja terkesima. Dia meng apresiasi apa yang dijelaskan oleh sang nabi. Raja pun meng ikuti nasihat Nabi Yusuf untuk memaksimalkan tujuh tahun masa bercocok ta nam dan berhemat hasil panen. Raja dan rakyat Mesir mendapat manfaat nya ketika menghadapi musim kema rau yang panjang.
Musim paceklik ini melanda seluruh negeri Mesir dan negeri-negeri tetangganya. Tidak terkecuali Kan'an, negeri di mana sosok tua yang buta tinggal bersama enam anaknya. Dialah Nabi Ya'qub As, ayah Nabi Yusuf. Atas perintah Nabi Yaqub, berangkatlah mereka ke Mesir untuk menemui raja muda yang dermawan. Tidak lain dialah Yusuf.
Ditukil dari Ibnukatsironline, As- Saddi, Muhammad ibnu Ishaq, dan yang lainnya dari kalangan ahli tafsir menyebutkan, Yusuf AS melakukan penghematan dalam mempergunakan bahan makanan pokok mereka dan menghimpunnya dengan baik, sehing ga bahan makanan pokok berhasil dikumpulkan dalam jumlah yang sangat besar.
Dengan keberhasilannya itu, Yusuf AS berhasil memperoleh bermacam-macam hadiah. Orangorang dari berbagai kawasan dan bagian negeri Mesir ber datangan kepadanya untuk mendapatkan bagian jatah makanan bagi diri mereka dan orang-orang yang berada di dalam tanggungan mereka.
Disebutkan jika Yusuf AS tidak pernah memberi seseorang lebih banyak daripada jumlah yang mampu dimuat oleh seekor unta untuk satu tahunnya. Yusuf pun tidak pernah makan sampai kenyang. Bila makan, dia dan raja Mesir serta seluruh pasukannya hanya cukup dengan satu kali saja, yaitu di tengah siang hari. Tujuannya, agar jumlah makanan pokok yang ada itu cukup buat semua orang selama tujuh tahun musim paceklik. Hal tersebut meru pakan rahmat dari Allah buat penduduk negeri Mesir.
Sebagian ulama tafsir mengatakan, Yusuf AS menjual makanan pokok itu kepada mereka di tahun pertama paceklik dengan uang. Pada tahun kedua dengan barang-barang, Pada tahun ketiga dan keempat dengan barang lainnya.
Hingga mereka menukar diri mereka dan anak-anak mereka dengan bahan makanan itu setelah semua yang mereka miliki habis ditukarkan dengan makanan. Setelah itu, Yusuf memerdekakan mereka semua dan mengembalikan semua harta benda me reka. Hanya Allah-lah yang lebih menge tahui kesahihan riwayat ini.