Kamis 05 Sep 2019 13:00 WIB

Tata Kota Baghdad Dirancang Berbentuk Bundar

Baghdad pun dijuluki sebagai Kota Bundar.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kota melingkar Baghdad di abad ke-10.
Foto: ist
Ilustrasi kota melingkar Baghdad di abad ke-10.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintahan didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti politik, keamanan, sosial serta geografis. Kufah dan Basrah yang lebih dulu berkembang tak dijadikan pilihan, lantaran kedua kota itu adalah basis lawan politik Abbasiyah. Kajian ilmiah pun dilakukan Khalifah Al-Mansur sebelum mendapuk Baghdad sebagai sentral pemerintahan.

Al-Mansur mengirimkan sejumlah ahli untuk meneliti Baghdad. Kondisi tanah, udara erta lingkungan benar-benar dipertimbangkan. Setelah dinilai layak, barulah Khalifah mengetuk palu memutuskan Baghdad sebagai ibu kota Dinasti Abbasiyah. Seperti halnya kota Roma, Baghdad dibangun tak selesai dalam sehari.

Baca Juga

Sebanyak 100 ribu ahli bangunan, mulai dari arsitek, tukang batu, tukang kayu, pemahat, dan sebagainya dikerahkan untuk membangun Baghdad. Para pekerja itu didatangkan Khalifah dari berbagai wilayah, seperti Suriah, Mosul, Kufah, Basrah, hingga Iran. Dana yang dihabiskan untuk membangun Baghdad mencapai 3,88 juta dirham.

Uniknya, tata kota Baghdad dirancang berbentuk bundar. Sehingga, Baghdad pun dijuluki sebagai Kota Bundar. Bak sebuah benteng pertahanan, sekiling Baghdad dipagari tembok sebanyak dua lapis tembok yang besar dan tingginya mencapai 90 kaki. Di luar tembok dibangun parit. Seakan terinspirasi dengan Perang Khandaq pada zaman Rasulullah SAW, parit itu digunakan sebagai saluran air dan benteng pertahanan.

Selain itu, di tengah kota bertengger Istana Khalifah nan megah bernama Al-Qasr Az-Zahabi (Istana Emas). Keindahan dan kemegahannya menunjukkan kehebatan Dinasti Abbasiyah. Untuk mempertegas keislaman, di samping istana berdiri Masjid Jami Al-Mansur seluas 100 x 100 meter. Kubahnya menjulang tinggi ke langit setinggi 130 kaki.

Kota Baghdad juga dilengkapi bangunan pengawal istana, polisi, tempat tinggal Khalifah, pasar dan tempat belanja. Untuk menuju pusat kota Baghdad, para pengunjung bisa melalui empat gerbang. Di sebelah Barat Daya ada gerbang Kufah, di arah Barat Laut terdapat Gerbang Syam, di Tenggara disediakan gerbang Basrah dan gerbang Khurasan terletak di arah timur laut.

Di setiap pintu gerbang terdapat menara pengawas dan tempat beristirahan yang dihiasi ukiran-ukiran nan indah. Sebelum tutup usia, Al-Mansur juga sempat membangun istana Ar-Rufasah. Sebagai pendiri Baghdad, Khalifah menyebut kota itu sebagai Madinah As-Salam ( kota perdamaian).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement