Senin 02 Sep 2019 18:11 WIB

Senyuman Hadir Melalui Hidangan Makan Siang

MRI dan ACT Kalsel membagikan makanan untuk tukang becak di Kalsel.

Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) berbagi makanan untuk tukang becak.
Foto: act
Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) berbagi makanan untuk tukang becak.

REPUBLIKA.CO.ID, BATULICIN -- Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) berbagi makanan untuk tukang becak. Sepanjang musim kemarau ini, ACT telah berkomitmen menyalurkan jutaan liter air bersih dan bantuan pangan untuk atasi kekeringan. Konsistensi kebaikan dermawan yang diamanahkan kepada MRI-ACTsalah satunya terwujud pada program Humanity Food Car.

“Setiap pekan, para relawan tidak kenal lelah membagikan pangan berupa nasi bungkus dan beras kepada masyarakat prasejahtera. Kami menjembatani kebaikan para dermawan yang telah menitipkan amanahnya. Sebanyak 120 orang yang terdiri dari buruh dan tukang becak menikmati makan gratis dari program,” ucap Ketua MRI Tanah Bumbu Anjar Sufangat saat mendistribusikan makanan siap santap.

Baca Juga

Para tukang becak dan buruh yang berada di pasar Pasar Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir tersebut pun hadir berbondong-bondong di Humanity Food Car,“Alhamdulillah pas banget untuk makan siang, terima kasih banyak ya,” kata Jauhari yang segera mengambil makanan dan duduk di atas becaknya.

Tim ACT di berbagai daerah terus memaksimalkan rantai kedermawanan ini. Kepala Cabang ACT Kalsel Zainal Arifin mengatakan senyuman telah hadir melalui sepiring hidangan makan siang. "Ini adalah kebaikan yang harus terus diabadikan karena kelaparan dan kesengsaraan masih sering terjadi bahkan tak kenal libur,” ungkap dia.

Direktur Social Distribution Program (SDP) ACT, Wahyu Novyan mengajak masyarakat untuk tidak abai pada kasus kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Menurut Wahyu, kekeringan bisa berdampak pula pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, bahkan hingga lost generation atau kehilangan generasi.

“Kalau seseorang sudah tidak punya air, maka dampak turunannya jadi berat," ujar dia.

Dampaknya bisa ke air minum, kebutuhan makan, air bersih, kebutuhan untuk mandi, kebutuhan aktivitas, ibadah, dan lain-lain. Sebab itu, harus ada kesiapsiagaan yang terus dibangun semua pihak. ACT telah melakukan sejumlah aksi untuk meredam isu krisis air bersih dan berbagai dampak laten akibat kekeringan kali ini.

Selain distribusi air bersih, sumur produktif dan layanan makan gratis, ACT juga melakukan sejumlah aksi pendamping yaitu pelayanan kesehatan. Hingga kini, ACT mengajak semua masyarakat untuk bahu-membahu mengirimkan bantuan melalui aksi-aksi nyata di bit.ly/DermawanAtasiKekeringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement