Ahad 01 Sep 2019 16:18 WIB

Jambore Hijrah Bikers Meriahkan Tahun Baru di Jogokariyan

1 Muharram merupakan momentum mengenang masa awal kemenangan umat Islam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Jambore Hijrah Bikers di Komplek Masjid Jogokariyan, Sabtu (31/8).
Foto: Wahyu Suryana/REPUBLIKA
Jambore Hijrah Bikers di Komplek Masjid Jogokariyan, Sabtu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriah di Masjid Jogokariyan berlangsung sangat meriah. Kali ini, berbagai kegiatan dihadirkan dan dirangkai dalam Jambore Hijrah Bikers 2019.

Jambore Hijrah Bikers yang berlangsung 31 Agustus-1 September 2019 mengangkat tema "Susah Seneng Hijrah Bareng". Kegiatan dilaksanakan di sekitaran Komplek Masjid Jogokariyan.

Baca Juga

Tidak cuma dari Yogyakarta, masyarakat datang dari Bandung, Jakarta dan kota-kota lain. Pada Sabtu dan Ahad, ada bakti sosial, bekam gratis, potong rambut gratis, cuci sepatu dan ngopi gratis.

Ragam agenda itu tidak cuma sukses menarik masyarakat sekitar untuk datang. Tapi, pengendara-pengendara yang tadinya cuma mau melintasi sekitaran Masjid Jogokariyan.

Setelah Isya, jamaah tidak cuma bisa menikmati aneka kuliner. Ada kajian yang diisi Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir ASP, dan Ustaz Bikers dari Bandung, Kang Handy Bonny.

Pada kesempatan itu, Ustaz Jazir mengatakan, 1 Muharram merupakan momentum mengenang masa awal kemenangan umat Islam. Kali pertama pula bagi Nabi Muhammad SAW mendapat perintah hijrah.

Tepatnya, saat Rasulullah SAW meninggalkan Makkah Al Mukarromah ke Kota Yatsrib. Kala itu, lanjut Jazir, dakwah Nabi Muhammad SAW menjadi dakwah menegakkan syariat Islam.

"Puncaknya, ketika kembali ke Makkah dengan kemenangan Islam dan terbukanya Kota Makkah," kata Jazir, Sabtu (31/8).

Sedangkan, Kang Handy mengingatkan, yang terpenting dari hijrah bukan perubahan dari penampilan. Apalagi, begitu bangga dengan media sosialnya, tapi sebenarnya tidak bangga dengan isi hatinya.

Handy mengambil contoh joxin-joxin lawas, salah satu kelompok bikers di Yogyakarta, yang banyak disalahpersepsikan di masyarakat dengan tampilan berandalan. Padahal, semangat hijrahnya begitu kuat.

"Mereka sudah memabngun Masjid Al Hidayah, Subhanallah, kita harus belajar karena kalau hijrah cuma di fisik, orang munafik lebih jago," ujar Handy.

Jambore Hijrah Bikers menghadirkan pula Pasar Klitikan, kontes motor dan bazar kuliner di sisi utara. Pada Ahad, kajian diisi inspirator jalan kaki 212, Kiai Nonop, dan pembina hijrah bikers, Ustaz Salim Fillah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement