REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ahad (1/9) bertepatan dengan pergantian tahun baru Islam 1441 Hijriyah. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti berpandangan, tahun baru Hijriyah adalah momentum untuk melakukan muhasabah spiritual, sosial, dan politik.
"Muhasabah spiritual berarti usaha dan amalan pribadi dalam menilai kesalehan spiritual, seperti evaluasi diri atas dosa-dosa dan kesalahan di masa lalu, bertobat atas segala dosa, dan memperbaiki diri dengan senantiasa beramal saleh," kata Mu'ti kepada Republika.co.id, Sabtu (30/8).
Mu'ti menjelaskan, muhasabah sosial berarti usaha-usaha untuk mengevaluasi kehidupan sosial. Mengevaluasi bagaimana hubungan muamalah diri ini dengan sesama umat manusia dan masyarakat pada umumnya.
Termasuk melakukan penilaian terhadap masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan, kesejahteraan, dan lain sebagainya.
Muhasabah politik adalah usaha melihat situasi sosial-politik khususnya pascapemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
Banyak ketegangan yang berakibat pada retaknya hubungan antarmasyarakat baik di tingkat elit dan akar rumput.
Dia mengingatkan, maka pada momentum 1 Muharram ada titik awal untuk melakukan perbaikan spiritual, sosial dan politik. "Secara pribadi dan kolektif, bangsa Indonesia dan umat Islam perlu membangun kesalehan spiritual, sosial dan politik," ujarnya.
Mu'ti mengatakan, perlu juga ada upaya peningkatan soliditas dan solidaritas sosial dengan komitmen saling berbagi dan tolong menolong.
Secara politik, kata dia, perlu dilakukan rekonsiliasi dan islah politik di antara elite politik dan masyarakat. Dia menegaskan, Saatnya semua bergandeng tangan untuk kerukunan, perdamaian, dan persatuan umat dan bangsa.