Jumat 30 Aug 2019 21:17 WIB

Tahun Baru Hijriyah Momentum Muhasabah, ini Alasannya

Umat Islam diimbau menyibukkan diri sendiri dengan melakukan muhasabah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah umat Muslim melaksanakan istighosah dan zikir bersama (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Sejumlah umat Muslim melaksanakan istighosah dan zikir bersama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Rabithah Alawiyah Indonesia, Habib Zen bin Umar Smith, menyampaikan sebagai seorang Muslim dan hamba Allah harus melakukan muhasabah tahun-tahun yang sudah dilewati. Sehingga di tahun mendatang bisa direncanakan apa yang akan diperbuat dengan baik. 

Ketua Umum dari organisasi masyarakat Islam yang mewadahi keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia itu mengingatkan pentingnya melakukan muhasabah di momen tahun baru Islam. Menurutnya, muhasabah sangat penting karena manusia cenderung lalai dalam mengevaluasi diri. 

Baca Juga

"Dalam evaluasi diri ini kita bisa melihat selama ini kita sebagai hamba Allah dan seorang Muslim apakah sudah melakukan sesuai yang dianjurkan Rasulullah SAW dan disyariatkan Islam," kata Habib Zen kepada Republika.co.id, Jumat (30/8). 

Dia menerangkan, manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah fil ardh. Maka di muka bumi, manusia jangan menjadi fasad atau penyebab kerusakan. Justru manusia harus memberikan kebaikan kepada sesama manusia dan makhluk lain serta tidak merusak bumi yang diciptakan Allah.   

Artinya kalau manusia tidak melakukan muhasabah akan lupa bahwa Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah. Maksudnya ibadah dalam arti luas, baik ibadah ubudiyah maupun ibadah sosial.  

"Jadi awal Muharram atau tiap ganti tahun (Islam) itu kita memberikan rapor untuk diri kita sendiri, dari rapor itu akan terlihat apakah kita selama ini tetap itu itu saja atau semakin baik atau justru malah menurun," ujarnya.

Sementara menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Yunahar Ilyas, yang harus dievaluasi pada diri setiap Muslim di momen tahun baru Islam di antaranya iman, ibadah, akhlak dan muamalat.

Tahun baru Islam juga bisa jadi momen untuk melakukan evaluasi organisasi. "Caranya dengan melihat perjalanan organisasi selama satu tahun ke belakang, hal-hal yang baik dipertahankan, yang kurang ditingkatkan," ujarnya.

Muhammadiyah juga mengingatkan umat agar melakukan evaluasi dalam beragama. Yunahar mengatakan, umat sebaiknya beragama dengan lebih substantif, tidak hanya yang bersifat artificial. Artinya beragama jangan hanya sebatas kulitnya atau sebatas pakaian.

"Ada (orang) yang kalau sudah pakai pakaian Islam sudah merasa sangat Muslim, tapi itu (beragama) harus lebih substantif sampai kepada nilai-nilai, seperti nilai kejujuran, keadilan, kesetaraan, kebersihan, akhlak kita di ruang publik betul-betul menunjukan kita Muslim," ujarnya.  

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu mengingatkan, kesalehan individual dan kesalehan sosial harus digabungkan. Kalau ada orang yang rajin melaksanakan shalat dan puasa, maka harus baik dalam bermasyarakat dan memperhatikan kaum dhuafa.

 

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement