REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Merespons kondisi kekeringan yang terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus mendistribusikan jutaan liter air bersih per hari di seluruh wilayah Indonesia. Dusun Jiwo, Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro menjadi salah satu wilayah menjadi target distribusi. Tidak hanya mendistribusikan air bersih, tim ACT juga membantu pipanisasi bagi sumur-sumur warga yang kekeringan.
Saat ini, beberapa sumur kecil lain yang ada di sekitar sumur besar andalan warga, sudah tidak mengalirkan air sama sekali. Warga di dusun bagian atas, biasanya membuat kelompok. Jadi nanti ada yang bertugas mengambil air untuk dipakai bersama. Kadang-kadang ada 10 orang.
"Begitu juga dusun bagian bawah, kalau memang titik-titik sumber air yang kecil-kecil itu habis, mereka ambil airnya juga ke sini karena inilah pilihan terakhir,” kata Sunarto salah satu warga di sana, seperti dalam siaran pers.
Merespons hal tersebut, Global Wakaf-Aksi Cepat Tanggap (ACT) memudahkan warga desa bagian atas ini semenjak Januari lalu. Pipanisasi terbentang dari sumur besar di desa bawah agar bisa dialirkan ke desa atas dan ditampung di sebuah toren yang terletak di dalam Masjid Dusun Jiwo. Tidak hanya itu, sebuah MCK juga dibangun kala itu dan semuanya masih berfungsi hingga kini.
“Mudah-mudahan ke depannya pipanisasi ini bisa membantu kekurangan air. Khususnya daerah bagian atas desa. Jadi, tidak perlu lagi repot-repot mengambil ke sini (sumur besar) cukup di atas sana aja. Karena jaraknya dari atas ke bawah itu kurang lebih 500 meter,” harap Sunarto.
Selain untuk keperluan jamaah masjid dan memenuhi kebutuhan ratusan keluarga, air tersebut juga sering digunakan untuk keperluan sekolah yang terletak di seberang masjid. Anak-anak SD yang berada di sekitar sana kerap mengambil air di masjid itu untuk kebutuhan mereka.
“Kadang kalau disuruh bapak dan ibu guru cari air, ya ambilnya dari Sumur Wakaf juga. Misalnya untuk menyiram bunga dan untuk cuci tangan, mereka mengambilnya di situ. Sebelum adanya pipanisasi dari Global Wakaf-ACT, mereka cari airnya di sumur besar ini juga, kadang bawa jeriken gitu. Tapi akhir-akhir ini sudah mulai berkurang semenjak adanya pipanisasi ini,” kata Sunarto.
Sunarto yang telah merasakan manfaat dari sumur ini merasa berterima kasih kepada para dermawan yang telah membantu melalui Global Wakaf - ACT. Untuk tahun ini, mereka mengalami kekeringan karena kemarau panjang, namun sedikit banyak dapat teratasi dengan adanya Sumur Wakaf.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Global Wakaf-ACT dan donatur yang telah memberikan bantuan ini berupa pipanisasi, sumur, MCK mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat dan kedepannya bisa membantu warga warga yang lain, bukan cuma di sini saja,” harap Sunarto.
Di kota-kota sebelumnya, tim MRI dari Jakarta telah mengunjungi berbagai lokasi kekeringan di Jawa. Kebutuhan air bagi konsumsi manusia sangat mendesak, warga juga harus berbagi air untuk hewan ternaknya. Tak turunnya hujan dalam waktu sekitar tiga bulan di hampir seluruh wilayah Jawa mengakibatkan kekeringan yang merata. Di setiap kota yang disinggahi tim, semua tanah retak.
Tanah retak-retak akibat kekeringan.
Untuk membeli air, harga yang perlu di keluarkan oleh warga variatif. Namun, di semua lokasi yang dilakukan asesmen oleh tim MRI harga air pasti di atas Rp 100 ribu rupiah hingga kisaran Rp 400 ribu per tangki ukuran enam ribu liter. Sejauh ini, ACT telah merespons dengan melakukan distribusi air bersih, ACT pun menargetkan distribusi 2,1 juta liter air bersih di 28 cabang kantor ACT dengan total 500 ribu penerima manfaat per hari. Dalam kurun empat bulan terakhir juga, ACT telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia.
ACT juga mengajak semua masyarakat untuk bahu-membahu mengirimkan bantuan melalui aksi nyata di bit.ly/DermawanAtasiKekeringan. Mari kita atasi kekeringan yang mematikan ini dengan menjadi dermawan.
"Insya Allah, ini bukti kita peduli tidak hanya untuk warga Indonesia namun juga dunia. #KekeringanMematikan," ungkap ACT dalam siaran persnya.