REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gawai yang saat ini dekat dengan kaum milenial ternyata memiliki manfaat tersendiri. Ketua Yayasan Daarul Quran, Muhammad Anwar Sani, mengatakan gerakan wakaf di kalangan milenial saat ini sudah bisa mulai tumbuh dan berpotensi. Hal tersebut lantaran mudahnya komunikasi dan teknologi yang sudah akrab di kalangan milenial tersebut.
“Di saat mulai penuh dengan sistem digital saat ini maka ada banyak kemudahan dan akan kita gerakan hal tersebut untuk wakaf anak muda sejak dini. Dan tidak harus langsung mulai banyak,” ujar dia kepada Republika.co.id ketika mengisi kajian milenial di Jakarta, Ahad (25/8).
Menurut dia, kebiasaan wakaf yang dilakukan orang dewasa sudah tidak relevan. Sambungnya, jika gerakan wakaf dilakukan sejak dini maka investasi kebaikan akan berlanjut untuk para wakif (yang mewakafkan) itu sendiri. Anwar menegaskan, walaupun nilai yang dikeluarkan untuk wakaf itu kecil, tetapi jika dilakukan secara massif, akan ada manfaat besar yang dirasakan bagi pihak lain.
“Dulu kita berpikir wakaf hanya dilakukan oleh orang tua yang sudah berpikir tentang akhirat. Tapi saat ini sudah ada kemudahan teknologi, dan bisa dilakukan oleh siapapun, di manapun dengan jumlah yang tidak banyak, dan kita menyasar anak-anak milenial ini untuk berwakaf sejak dini,” kata dia.
Kepada Republika.co.id dia mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan berbagai layanan dana digital yang sudah memiliki layanan barcode. Oleh karena itu, melalui e-money pihaknya bisa menerima wakaf uang dari berbagai platform dompet elektronik.
“Jadi mau berapapun uangnya, hanya tinggal di scan,” kata dia.
Menurut dia, ajakan berwakaf kepada milenial tersebut sebagai proyek awal dan bukan hanya untuk pembangunan institute Daarul Quran sendiri. Sambungnya, izin dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk menampung dan menyalurkan wakaf dari para wakif juga akan disalurkan ke berbagai bidang untuk kemudian menjadi wakaf produktif.
“Ada yang ke reksadana, ada untuk beasiswa dan untuk pembangunan gedung juga, dari gedung untuk kuliah tersebut tentu ada biaya yang berasal dari siswa, dan biaya itu yang menjadi produktif,” ujar dia.