Jumat 23 Aug 2019 17:32 WIB

Menkeu Minta Ada Instrumen Baru di Pasar Modal

Regulator dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membuat instrumen pembiayaan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam peresmian Modul Penerimaan Negara  Generasi Ketiga (MPN G3) di kantornya, Jakarta, Jumat (23/8).
Foto: Dok Biro Humas Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam peresmian Modul Penerimaan Negara Generasi Ketiga (MPN G3) di kantornya, Jakarta, Jumat (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong adanya pembuatan instrumen baru di pasar modal. Menurut Sri Mulyani instrumen yang bervariasi dapat menarik minat masyarakat untuk berinvestasi. 

"Saya harap OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan pasar modal bisa tingkatkan minat masyarakat untuk berpartisipasi membangun dengan membuka berbagai instrumen," kata Sri Mulyani dalam acara Capital Market Summit & Expo 2019, Jumat (23/8).

Baca Juga

Sri Mulyani mengatakan pasar regulator pasar modal bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk membuat instrumen pembiayaan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Sri Mulyani pun berjanji akan memperbaiki semua aturan baik pajak maupun instrumen investasi.

Dia menilai, aspek penegakan hukum ini penting karena sektor keuangan dan pasar modal berorientasi pada kepercayaan dan kredibilitas dari semua pelaku pasar modal. Dengan instrumen yang bervariasi serta aspek penegakan hukum baik, Sri Mulyani meyakini investor domestik pun bisa meningkat sehingga bisa berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengatakan pihaknya juga mendorong SRO pasar modal untuk membuat inatrumen baru. Saat ini, Hoesen mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan satu produk baru yaitu convert waran.

Selain itu, ada pula beberapa produk baru terkait securities financing seperti repo dan securities lending & borrowing (SLB). "Pasar derivatif akan direaktifasi dengan beberapa penyesuaian atau instrumen baru," kata Hoesen. 

Adapun saat ini OJK masih menjajaki instrumen lain yang sekiranya dapat diperdagangkan di bursa efek. Di samping itu, OJK juga sedang mengoptimalkan penggunaan instrumen-instrumen baru yang telah lebih dulu diluncurkan seperti Dinfra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement