REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mencanangkan program “Lampung Mengaji” dan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Lampung di sekolah. Dua program tersebut mulai digelar Lampung Mengaji dan pelaksanan Kurikulum Muatan Lokal pada Selasa (27/8).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Sulpakar mengatakan, program Lampung Mengaji dan Muatan Lokal Bahasa Lampung salah satu program Lampung Berjaya yang dicanangkan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat kampanye.
“Peresmian Program Lampung Mengaji dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Lampung akan dihadiri perwakilan guru, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di Provinsi Lampung,” kata Sulpakar di Bandar Lampung, Jumat (23/8).
Pecanangan Lampung Mengaji dan Muatan Lokal Bahasa Lampung akan diresmikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi di Gedung Bagaskara, Wayhalim, Bandar Lampung, Selasa (27/8). Ia berharap program tersebut dapat didukung semua pihak agar pemahaman terhadap agama meningkat, dan dapat mengembangkan budaya di Lampung.
Untuk Program Lampung Mengaji, Pemprov Lampung akan mengundang Dr Das/ad Latif, seorang dai dan juga doesen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Makassar.
Sulpakar mengatakan, Program Lampung Mengaji dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Lampung, merupakan implementasi dari program gubernur yakni Lampung Berjaya dalam bidang keagamaan dan pengembangan budaya lokal.
Tujuan dan sasaran Program Lampung Mengaji yakni mengembalikan budaya gemar mengaji masyarakat Lampung melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, di rumah, dan di masyarakat sesuai dengan tri pusat pendidikan.
Selain itu, Sulpakar menyatakan program Lampung Mengaji dapat membebaskan masyarakat Lampung dari buta aksara Alquran. Membimbing peserta didik agar mampu mengaji Alquran dengan lancar sesuai makhraj dan tajwid. Membimbing peserta didik agar memiliki hafalan minimal 20 surat pendek bagi peserta didik reguler.
“Membimbing peserta didik agar memiliki hafalan minimal 1 juz bagi peserta didik yang mengikuti program ekstra kurikuler tahfidz,” ujarnya.
Yang terpenting, ia mengatakan program tersebut dapat menumbuhkan gerakan membaca Alquran, baik secara individu maupun bersama-sama. Membentuk kepribadian berdasarkan Alquran dan mencegah kerusakan akhlak dan moral. Peserta program tersebut yakni tenaga pendidi, siswa, orang tua, dan masyarakat umum.