REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia mulai meluas. Di Jawa Timur sebagian besar wilayah sudah mengalami kekeringan. Salah satunya di Pasuruan. Tim Dompet Dhuafa maupun relawan Jawa Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan melakukan kegiatan distribusi air bersih.
Sebanyak 13 Desa di 3 Kecamatan yang mengalami krisis air, daerah yang terdampak krisis air antara lain: Kecamatan Lumbang; Desa Karang Jati, Desa Cukur Guling, Desa Karang Asem, Desa Watu Lumbung dan Desa Lumbang. Lalu pendistribusian juga di Kecamatan Winongan, Desa Jelandri, Kedung Rejo dan Desa Sumberrejo hingga yang terakhir di Kecamatan Paserpan, dengan Desa Sibon, Desa Petung, Desa Klakah, Desa Manggunan dan Desa Ngantungan.
Pada Kamis (22/8) Dompet Dhuafa bersama para relawan Jawa Timur menyisir wilayah Kabupaten Pasuruan terutama di 2 Kecamatan yakni Winongan dan Lumbang dengan 4 Desa. Pendistribusian air bersih ini sudah kami lakukan sejak (Selasa lalu, 20/08) hingga kini sudah 21.000 Liter tersalurkan ke berbagai Desa di Kabupaten Pasuruan.
Medan yang terjal tidak menghentikan tim Dompet Dhuafa beserta relawan Jawa Timur dalam mendistribusikan air bersih ke pelosok desa wilayah tersebut. Kekeringan sudah menyebabkan ratusan kepala keluarga harus berjalan belasan kilometer untuk menemukan mata air.
"Bahkan jika mereka mampu harus membeli air bersih seharga ratusan ribu untuk per tangki nya tidak jarang itupun harus rebutan dengan warga lainnya,” ujar Kholid Abdillah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur.
Pendistribusian air bersih kemarin (Selasa, 20/8) ada di 4 desa di 2 kecamatan yaitu di wilayah Kecamatan Winongan berlokasi di Desa Sumberejo sebanyak 58 KK dengan penyaluran 14.000 Liter serta Desa Jelandri sebanyak 23 KK dengan penyaluran 7.000 Liter.
Pendistribusian tidak terhenti di wilayah tersebut, Dompet Dhuafa bersama relawan Jawa Timur serta BPBD Kabupaten Pasuruan melanjutkan distribusi air bersih di wilayah Kecamatan Lumbang berlokasi di Desa Cukurguling dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 38 kepala keluarga (KK) dengan kapasitas 7.000 liter tersalurkan sementara di Desa Karangjati sebanyak 230 KK telah didistribusikan sebanyak 12.000 Liter air bersih.
Sebenarnya untuk kegiatan distribusi air yang dilakukan pemerintah daerah atau provinsi, kata Warso warga Desa Karangjati, bisa dikatakan masih jauh dari kata tercukupi. Ini karena untuk Desa KarangJati sendiri untuk memenuhi kebutuhan masak dan minum belum cukup, karena pengiriman air hanya seminggu sekali dan habis di konsumsi tiga hari saja.
"Bila persediaan habis kita harus membeli air bersih seharga Rp 150 ribu per tangki dan itupun rebutan. Harapannya semoga bantuan air bisa lebih di giatkan lagi agar para warga bisa memenuhi kebutuhan air untuk sehari-hari.terutama yang kurang mampu," ujar Warso.