Kamis 22 Aug 2019 14:00 WIB

Water Tank ACT Rambah Desa Kekeringan di Pringsewu

ACT terus mendirstibusikan air bersih, juga melalui sumur wakaf.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
ACT membantu mendistribusikan air bersih ke berbagai wilayah.
Foto: Act
ACT membantu mendistribusikan air bersih ke berbagai wilayah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Hujan belum juga turun di wilayah Lampung, beberapa daerah telah mengalami kekeringan, bahkan untuk memeroleh air bersih warga harus mencari ke tempat yang jauh. Setelah menyalurkan air bersih ke kampung-kampung warga di Kota Bandar Lampung, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung mulai merambah daerah kekeringan di kabupaten.

Beberapa mobil tangki berisi air bersih (water tank) mulai bergerak ke desa-desa dalam Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Kamis (22/8). Desa-desa yang dituju berdasarkan assesment ACT Lampung sudah mulai terdampak kekeringan dan krisis air bersih.

Baca Juga

Berdasarkan hasil assesment tim Emergency Responce Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pringsewu menunjukan, beberapa desa di Kecamatan Banyumas warganya sudah sangat membutuhkan suplai air bersih. Warga setempat telah lama kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau hingga Agustus 2019.

Menurut Kepala Cabang ACT Lampung Dian Eka Darma Wahyuni, mobil tangki air bersih (water tank) bergerkan mulai dari perbatasan kabupaten persisnya di Tugu Bambu Rest Area Pringsewu. Konvoi mobil tangki tersebut mulai menyusuri Desa Banjar Sari, Kecamatan Banyumas. Air bersih dari pasokan mobil tangki sangat dinanti masyarakat desa setempat.

Ia mengatakan, kemarau panjang menyebabkan sumur dangkal mengalami kekeringan. Warga harus mengambil air dari sungai yang lokasinya  jauh dari rumahnya. Dampak dari kemarau juga, membuat lahan pertanian dan perkebunan warga kering. Kesulitan pasokan air untuk mengairi sawah dan kebun mereka, membuat tanaman padi terancam gagal panen.

“Ada lebih dari 1.500 KK (kepala keluarga) yang membutuhkan air bersih dari tiga wilayah yakni Sriwungu, Banjar Sari dan Umbul Kurung. Diperkirakan jumlah KK yang membutuhkan lebih banyak karena belum semua dilakukan assesment,” kata dia.

Pada konvoi mobil tangki air bersih tersebut didukung Pemerintah Kabupaten Pringsewu dan aparat keamanan setempat. Kehadiran semua pihak dalam gelaran konvoi mobil tangki air bersih tersebut, untuk membangun kesadaran terhadap dampak kekeringan yang terus meluas dampaknya.

Menurut dia, dampak kekeringan dapat menyebabkan hilangnya generasi mendatang (lost generation). Untuk itu, ia melanjutkan, partisipasi masyarakat diperlukan mengingat dampak kekeringan dapat mengancam generasi masa depan.

“Diharapkan masyarakat bahu membahu mengatasi potensi kekeringan di Provinsi Lampung dengan memberikan suplai air bersih dan membangun sumur keluarga maupun sumur dalam. Untuk itu konvoi water tank ini diharapkan menyadarkan masyarakat akan bahaya laten kekeringan untuk masa kini dan generasi masa depan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement