REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cendekiawan Muslim KH Prof Didin Hafidhuddin mengingatkan seluruh umat Muslim di Indonesia saling menghargai satu sama lain sesama manusia. Sebab manusia dilahirkan dalam keadaan berbeda-beda suku bangsanya, warna kulitnya, bahasanya, latar belakang budayanya, bahkan agamanya.
"Untuk saling kenal-mengenal, saling membantu dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Alquran surah al-Hujurat ayat 13, dan yang membedakannya hanyalah keimanan dan ketakwaannya," kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Rabu (21/8).
Karena itu juga, Didin menerangkan, sesama manusia dilarang saling mengejek saling menghina dan 'saling menggunting dalam lipatan', seperti dinyatakan dalam surah al-Hujurat ayat 11.
Didin juga mengutip hadis riwayat Imam ad-Dailami dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, salah satu tanda orang yang akan mendapat rahmat Allah adalah orang yang menjaga lisannya. "Menjaga mulutnya. Jangan sampai lisan itu tidak terjaga sebab akan menimbulkan berbagai masalah," ucap dia.
Senada dengan Didin, Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Muhammad Zaitun Rasmin memaparkan tentang pentingnya menjaga lisan. Terkadang, jelas dia, manusia sering tidak peduli dan tidak hati-hati dengan apa yang diucapkan sehingga mudah mengeluarkan kata-kata yang sebetulnya bisa menyakiti orang lain.
"Kita ini masih sangat memerlukan pendidikan untuk menjaga lisan. Dalam Islam, Nabi SAW selalu mengingatkan kita bahwa Muslim yang benar adalah Muslim yang bisa menyelamatkan orang lain dari tangan dan lidahnya," ujarnya.
Apalagi, Zaitun mengingatkan, penyebab terbanyak masuk neraka yakni akibat lidah. Karena itu, dia mengajak umat Muslim untuk mengontrol lidah dengan memulainya dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Para orang tua harus memberi contoh dan tidak sembarang mengeluarkan kata-kata kepada anaknya.